Mengejutkan, bank sentral Singapura memperketat kebijakan



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Bank sentral Singapura secara tak terduga memperketat kebijakan moneternya pada Kamis (14/10) dengan mengatakan langkah itu akan memastikan stabilitas harga dalam jangka menengah.

Monetary Authority of Singapore (MAS) mengelola kebijakan moneter melalui pengaturan nilai tukar, bukan suku bunga. Otoritas moneter ini membiarkan dolar Singapura naik atau turun terhadap mata uang mitra dagang utamanya dalam kisaran yang dirahasiakan.

Bank sentral menyesuaikan kebijakannya melalui tiga tuas: kemiringan, titik tengah, dan lebar pita kebijakan, yang dikenal sebagai Nilai Tukar Efektif Nominal atawa Nominal Effective Exchange Rate (S$NEER).


MAS mengatakan pada hari Kamis akan menaikkan sedikit kemiringan pita kebijakan, dari nol persen sebelumnya. Lebar pita dan tingkat pusatnya tidak akan berubah.

Baca Juga: IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Indonesia Jadi 3,2% Tahun ini

"Jalur apresiasi untuk pita kebijakan S$NEER ini akan memastikan stabilitas harga dalam jangka menengah sambil mengakui risiko terhadap pemulihan ekonomi," kata MAS dalam pernyataannya. 

Otoritas memperkirakan inflasi inti akan meningkat menjadi 1%-2% tahun depan dan mendekati 2% dalam jangka menengah.

Dolar Singapura melonjak sekitar 0,3% setelah pengumuman mencapai level tertinggi tiga minggu di S$1,3475 per dolar AS.

Sebelas dari 13 ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan MAS akan mempertahankan kebijakannya tidak berubah. Hanya dua yang memperkirakan sedikit pengetatan.

Baca Juga: IMF pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia jadi 3,2% pada 2021

"Penilaian ekonomi dan inflasi terdengar jelas lebih optimistis untuk tahun 2022 dan sepertinya mereka berfokus pada tekanan biaya termasuk biaya tenaga kerja, baik domestik maupun impor," kata Selena Ling, Head of Treasury Research & Strategy OCBC Bank kepada Reuters.

Ling menambahkan, bank sentral juga mengabaikan semua peringatan tentang risiko penurunan selain dari ungkapan singkat tentang munculnya jenis virus yang resistan terhadap vaksin atau tekanan ekonomi global yang parah.

Data awal terpisah pada hari Kamis menunjukkan ekonomi Singapura tumbuh 6,5% pada kuartal ketiga, sejalan dengan perkiraan ekonom.

MAS mengatakan pertumbuhan PDB diperkirakan 6%-7% tahun ini. Pertumbuhan ekonomi tahun depan akan berada di atas tren meski masih lambat. 

Baca Juga: IMF turunkan prospek pertumbuhan global, gangguan pasokan hambat pemulihan ekonomi

Editor: Wahyu T.Rahmawati