Mengembangkan bisnis supermarket hingga hotel



Jeli melihat peluang bisnis merupakan salah satu kunci keberhasilan Yusuff Ali meraih kesuksesan. Coba lihat sepak terjang miliarder asal India ini. Ia hijrah ke Uni Emirat Arab (UEA) pada tahun 1973. Karier bisnis Yusuff berawal dari perusahaan distribusi barang-barang impor dan grosir milik sang paman, di bawah bendera usaha EMKE Group atau Lulu Group.

Pada tahun 1980-an, Yusuff membawa Lulu Group merambah bisnis distribusi produk makanan dan non-makanan. Kala itu, Yusuff juga mendistribusikan produk olahan makanan untuk hotel, perusahaan katering dan jasa pengiriman. Peluang bisnis ritel yang gurih kemudian memicu Yusuff terjun ke bisnis supermarket. Pada tahun 1990-an, Yusuff meluncurkan Lulu Hypermarket di UEA.

Insting bisnis Yusuff tak meleset. Tahun ini, Deloitte mendaulat Lulu Hypermarket dengan predikat 10 peritel dengan pertumbuhan tercepat di seluruh dunia. Catatan Deloitte, Lulu Hypermarket mengalami pertumbuhan rata-rata lebih dari 30% selama lima tahun terakhir. Saat ini, Lulu Hypermarket memiliki sekitar 106 gerai.


Jaringan ritel Lulu Hypermarket hadir di 24 negara. Berawal dari UEA, Lulu Hypermarket kini tersebar hingga ke Oman, Qatar, Kuwait, Yaman, Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan Kenya. Belum cukup puas, Yusuff berencana membawa Lulu Hypermarket di pasar Asia. Yusuff membidik pasar Indonesia, Malaysia, Irak, Algeria, Maroko dan Libya.

Saat ini, aset Lulu Hypermarket mencapai US$ 4,25 miliar. "Kami akan membuka 42 ritel Lulu Hypermarket di sejumlah negara," ujar Yusufff, mengutip www.arabianbusiness.com, Selain hipermarket, Lulu Group juga menguasai pasar pusat perbelanjaan atawa mal. Lewat anak usaha Line Investment & Property LLC (LIP), Lulu Group memiliki 11 mal. Belasan mal miliki Lulu Group tersebar di negara UEA, Dubai, Kuwait, Bahrain, Arab Saudi dan India. Total, LIP mengelola 8 juta meter persegi area pusat perbelanjaan.

Ekspansi terbaru Lulu Group adalah membangun Lulu Mal. Mal yang berlokasi di Kochi, India ini baru dibuka pada Maret 2013 lalu. Secara ringkas, Lulu Group memiliki empat divisi bisnis. Yakni ritel, ekspor&manufaktur, impor & distribusi, dan bisnis jasa. Di bisnis jasa, Lulu Group mengembangan lembaga pendidikan dan travel.

Sementara, divisi ritel merupakan mesin uang Lulu Group yang membawahi Lulu Hypermarket dan mal. Sedangkan divisi ekspor-impor merupakan bisnis distribusi yang ditekuni Lulu Group sejak awal berdiri. Yusuff juga masuk bisnis perhotelan. Saat ini, secara personal Yusuff memiliki tiga hotel skala internasional di Kochi yakni dua Hotel Marriott dan satu Hotel Grand Hyatt.

Di Kochi, Yusuff juga mencaplok bisnis infrastruktur. Pria berdarah India ini mendapat proyek pembangunan Bandara Internasional Kochi. Belum lama ini, Yusuff juga disebut-sebut menjadi calon pembeli 5% saham di Catholic Syrian Bank. Ini adalah salah satu bank swasta di India.

Catatan saja, Kochi adalah daerah tempat kelahiran Yusuff.Kesuksesan Yusuff di negara Teluk tidak membuat dia melupakan negara asal. Sebagai miliarder, Yusuff memiliki misi khusus membantu saudara sebangsa yang kesulitan ekonomi. Di Lulu Group, Yusuff mempekerjakan 23.000 orang India dari total 30.000 karyawan.

Di mata masyarakat Arab, Yusuff memang dikenal berbaik hati terhadap sesama imigran India. Miliarder dengan kekayaan US$ 1,6 miliar ini, tak bisa mengatakan "tidak" bagi kaum India. 

Editor: Dessy Rosalina