Mengenai tiga perusahaan yang akan IPO, Analis: Menarik untuk disimak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada semester I-2019 ada tiga perusahaan yang akan melantai di bursa dengan lewat skema penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO). Ketiga perusahaan tersebut adalah PT Arkha Jayanti Persada Tbk, PT Wahana Interfood Nusantara, dan PT Pelabuhan Tanjung Priok, anak PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II). Analis menilai, rencana ketiga perusahaan tersebut untuk melakukan IPO menarik untuk disimak.

Berdasarkan laporan yang dihimpun oleh Kontan.co.id, PT Arkha Jayanti Persada Tbk akan melakukan pencatatan di Bursa Efek pada 12 Maret 2019, PT Wahana Interfood Nusantara pada 20 Maret 2019, dan PT Pelabuhan Tanjung Priok pada Mei 2019.

Untuk PT Arkha Jayanti Persada Tbk akan melakukan masa penawaran awal pada 18 Februari-22 Februari 2019 dan masa penawaran umum IPO pada 4 Maret-6 Maret 2019. Sementara Wahana Interfood Nusantara akan melaksanakan masa penawaran awal pada 20 Februari hingga 26 Februari 2019 dan masa penawaran umum pada 11 Maret hingga 13 Maret 2019.


Adapun masa penawaran awal akan dilakukan pada 20 Februari hingga 26 Februari 2019 dan masa penawaran umum dilangsungkan pada 11 Maret hinga 13 Maret 2019. Rencananya, pencatatan saham Wahana Interfood di bursa efek dilakukan pada 20 Maret 2019.

Arkha Jayanti Persada menawarkan sebanyak-banyaknya 500 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham atau setara dengan 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah penawaran umum. Perusahaan memberikan harga penawaran sebesar Rp 190-Rp 300 per saham sehingga target dana IPO sebanyak-banyaknya Rp 150 miliar.

Sementara PT Wahana Interfood akan melepas sebanyak-banyaknya 168 juta saham baru yang merupakan saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah saham yang dilepas ini setara dengan 33,07% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Wahana Interfood.

Perusahaan memberikan harga penawaran Rp 178-Rp 198 per saham. Dengan demikian, calon emiten ini berpotensi mengumpulkan dana IPO sebesar Rp 29,90 miliar-Rp 33,26 miliar.

Wahana Interfood juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 56 juta waran seri I yang menyertai saham baru atau setara dengan 16,47% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh.

Waran seri I ini diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan.

Dari dana yang terkumpul tersebut setelah dikurangi biaya emisi efek akan digunakan sekitar 23,03% untuk mengakuisisi tanah.

Sekitar 15,81% dari total dana akan digunakan sebagai pembayaran uang muka kepada kontraktor untuk membangun bangunan pabrik di atas tanah di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Kemudian, mayoritas dana, yakni 61,16%, akan digunakan sebagai pembayaran uang muka pembelian tiga unit mesin baru untuk produksi.

Perusahaan ketiga, PT Pelabuhan Tanjung Priok berencana akan melepas sebesar 30% saham saat IPO pada Mei 2019. Perusahaan menargetkan dana yang dapat terkumpul sebesar Rp 450 miliar.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji berpendapat, IPO ketiga perusahaan tersebut menarik untuk disimak. “Sejauh dana digunakan untuk ekspansi bisnis, ini akan diapresiasi pelaku pasar. Misalnya, Arkha melakukan IPO untuk meningkatkan kinerja fundamental perusahaan, terlihat dari 70% dana IPO akan digunakan untuk ekspansi bisnis. Sementara 30% digunakan untuk pembayaran utang dalam rangka menyehatkan kondisi keuangan perusahaan,” ujar Nafan kepada Kontan.co.id, Rabu (20/2).

Nafan menambahkan, dengan mempertimbangkan indeks manufaktur yang secara umum pergerakannya relatif uptrend, adanya penambahan emiten di bidang manufaktur akan memberikan prospek positif.

Mengenai harga penawaran saham Arkha, Nafan mengatakan,harga tersebut masih wajar. “Yang penting tidak terlalu tinggi harga yang ditawarkan,” katanya.

Nafan juga berpendapat hal yang sama bagi saham Wahana Interfood. “Masih wajar, masih bisa diterima pasar,” ujar Nafan.

Untuk rencana IPO PT Pelabuhan Tanjung Priok, Nafan menyinggung kecenderungan adanya ketidaksesuaian antara kinerja fundamental dan harga pada saham-saham IPO BUMN (Badan Usaha Milik Negara). “Ini yang perlu dicermati pelaku pasar. Semoga harga saham yang ditawarkan pun tidak kemahalan,” jelasnya.

Meskipun demikian, Nafan menambahkan, kinerja fundamental emiten-emiten BUMN tergolong positif. “Menurut saya, prospek saham BUMN, termasuk PT Pelabuhan, tetap menarik,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi