Mengenal Dirut Baru Kimia Farma (KAEF) Djagad Prakasa Dwialam



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu emiten pelat merah di sektor farmasi, yaitu PT Kimia Farma Tbk (KAEF) kini memiliki nakhoda baru yang menduduki jabatan direktur utama bernama Djagad Prakasa Dwialam.

Djagad secara resmi diangkat menjadi dirut KAEF menggantikan David Utama dalam keputusan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dilaksanakan Selasa (25/6).

"Yang jelas pergantian ini adalah normal, dan saya bukan sama sekali baru di Kimia Farma. Saya sudah 6 bulan dan sebelumnya saya adalah Direktur Utama di anak usaha KAEF, yaitu Kimia Farma Trading and Distribution," kata Djagad kepada Kontan.co.id, Selasa (25/06).


Selain bukan orang baru di Kimia Farma, Djagad juga bukan orang baru di dunia farmasi. Sebab, dia tercatat sudah mencicipi berbagai jabatan penting di berbagai perusahaan farmasi.

Baca Juga: Bakal Tutup 5 Pabrik, Kimia Farma (KAEF) Pastikan Persediaan Obat Masyarakat Aman

Djagad pernah menjabat sebagai Country Lead di Mundipharma Indonesia. Kemudian, President Director di Viva Health Indonesia (PT Sumber Hidup Sehat). Lalu Chief Operating Officer PT Anugrah Pramindo Lestari (APL) part of Zuellig Pharma Group, General Manager & President Director di GSK CH Indonesia (PT Sterling Products Indonesia) hingga Direktur Utama PT Kimia Farma Trading Dan Distribution (KFTD). 

Mengenai latar belakang pendidikan, Djagad menyelesaikan Sarjana Hukum di Universitas Indonesia (UI) pada 1990 dan melanjutkan pendidikan sebagai Master of Business Administration (MBA) in General Management di IPMI pada 1991.

Dia pun optimistis dapat membawa perubahan pada kinerja keuangan KAEF, dan menyelesaikan PR yang masih menjadi tantangan di kepengurusan sebelumnya. 

"Pergantian ini adalah pergantian yang merupakan keputusan dari pemegang saham dan pergantian pimpinan di BUMN atau dimana saja itu bisa terjadi setiap saat. Yang pasti pergantian itu adalah satu hal yang normal sehingga bisa meningkatkan kinerja perusahaan. Prioritasnya adalah tentunya membalikkan posisi keuangan Kimia Farma, secara grup ke arah yang positif," jelas Djagad. 

Baca Juga: Kinerja Emiten Farmasi Masih Prospektif, Begini Rekomendasi Sahamnya

Dia menambahkan bahwa tim di Kimia Farma masih lengkap. Ini menunjukkan keberlanjutan.

"Jadi bukan putus sama sekali. Kami meneruskan apa yang diminta pemegang saham dibantu teman-teman di sini insyaallah kami bisa menjawab tantangan yang ada," tambah dia. 

Djagad menambahkan, sebagai organisasi KAEF sudah berdiri kurang lebih 200 tahun dan sudah membuktikan bisa tetap eksis dalam bentuk yang berbeda-beda.

"Saya yakin bisa terus ada agar Kimia Farma bisa terus maju, karena modal-modal dasar yang kami milik itu cukup kuat. Tidak ada apotik yang sampai 1.200 jumlahnya di Indonesia ini, kompetitor kami paling dekat mungkin 600 sampai 700-an," katanya. 

Ditambah statusnya sebagai BUMN farmasi, Djagad mengatakan KAEF punya kesempatan untuk berkembang lebih baik. 

"Kita juga punya pabrik obat, dalam derajat tertentu itu ada penugasan dari pemerintah supaya kita bisa memperkuat ketahanan kesehatan nasional. Saya sangat yakin dengan teman-teman yang ada di lapangan, 11 ribu karyawan itu akan bergerak bersama. Kenyataannya walau ada naik turun, itu adalah sebuah dinamika perusahaan," tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati