KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri sepatu dalam negeri semakin menunjukkan taringnya. Salah satunya lewat Fortuna Shoes yang telah hadir sejak Medio 1970 an. Penggagasnya adalah Dede Chandra pria kelahiran Tasikmalaya yang memulai bisnis ini di Bandung, Jawa Barat hingga kini memiliki dua pabrik. Procurement Manager Fortuna Shoes Kiki J mengungkapkan dalam sehari produksi sepatu mencapai 200 hingga 225 pasang. Bukan angka yang bombastis memang, namun Kiki menegaskan proses produksi sepatu Fortuna memang dilakukan intensif.
"Sepatu dengan material dan konstruksi hand welted di dunia sudah jarang sekali yang buat, karena konstruksi hand welted ini, most labour cost. Waktu pengerjaan bisa 4 sampai 5 hari," ujar Kiki kepada Kontan.co.id, Jumat (3/7). Baca Juga: Sneakers lokal kian diminati, Redknot tambah jaringan distribusi Bahkan pengerjaan manual masih dilakukan untuk menjahit upper sepatu ke bagian outsole demi menjaga kualitas produk. Upaya menjaga kualitas jadi kunci sukses Fortuna menyasar pasar ekspor. Kiki menyampaikan, hampir 100% produksi Fortuna memang menyasar pasar ekspor khususnya Jepang dan Kawasan Eropa. Selain itu, Fortuna Shoes juga berencana memperluas pasar ekspor ke negara-negara lain seperti Amerika Serikat dan Kawasan Timur Tengah. Hingga saat ini, ada ratusan artikel yang dipasarkan oleh Fortuna Shoes dengan banderol beragam mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta bergantung material sepatu yang digunakan. Adapun, segmen konsumen yang disasar oleh Fortuna Shoes mulai dari kalangan menengah, atas hingga premium. Meski terus berambisi memperkuat pasar ekspor, Kiki mengungkapkan Fortuna Shoes juga tengah berupaya untuk memperkuat segmen pasar dalam negeri. Baca Juga: Bukalapak jaring beragam produk dan UMKM baru