Mengenal Generasi Sandwich (Baby Boomer) Bagian 1



KONTAN.CO.ID - Istilah generasi sandwich sering kita dengar. Tapi sebenarnya apa yang dimaksud generasi sandwich? Apabila kita mengamati makanan orang Barat berupa sandwich, hamburger dan hot dog, terdapat kesamaan atas makanan tersebut, yaitu lauk yang biasanya berupa daging atau sosis dijepit roti dari atas dan bawah.

Analogi ini dapat dipakai untuk memberikan julukan bagi generasi yang terjepit antara mengurusi orang tua dan mengurusi anak pada saat yang bersamaan, terutama secara finansial/keuangan sehingga disebut dengan generasi sandwich.

Mengapa generasi sandwich bisa terjadi? Kepada siapa generasi sandwich akan terjadi? Dan bagaimana kita mensiasatinya? Dalam hal terjadinya generasi sandwich ini kita tidak perlu mencari siapa kambing hitam atau siapa penyebabnya. Karena hal ini terjadi lewat proses yang cukup panjang dari generasi ke satu atau orang tua kita ke generasi kita dan anak kita. Proses yang berkepanjangan tersebut akan menjadi tiga generasi yang tumpang tindih.


Baca Juga: Apa Itu Generasi Sandwich dan Apa Saja Beban Keuangan yang Harus Ditanggung?

Menurut Aidil Akbar Madjid, Perencana Keuangan, generasi sandwich uniknya kebanyakan terjadi di negara-negara Asia, baik yang sudah maju maupun belum maju. Kenapa demikian? “Kultur Masyarakat Asia yang hampir selalu membuat sang anak (biasanya anak tertua) untuk bertanggung jawab dan mengurusi orang tua mereka pada saat orang tua tersebut pensiun, tua dan sakit-sakitan.”jelas Aidil.

Hal ini tidak terjadi di negara maju seperti Amerika Serikat, dikarenakan hubungan keluarga antara anak dan orang tua yang tidak akrab dibandingkan dengan di banyak negara di wilayah Asia. Bagaimana generasi sandwich bisa terjadi? Dikarenakan melibatkan tiga generasi, orang tua – kita – anak kita. Karena itu perlu dibahas penyebab terjadinya di setiap generasi.

Baca Juga: Anda Generasi Sandwich? Ini Cara Atur Keuangan Biar Keuangan Tetap Sehat

Pada saat orang tua kita ada biasanya mereka lahir di masa perang atau setelah Perang Dunia II. Generasi ini sering juga disebut dengan Generasi Baby Boomer. Masa muda, kuliah, bekerja dan menikah biasanya terjadi di sekitar tahun 1955-1970-an. Tahun-tahun tersebut adalah tahun di mana masa-masa masih sulit, khususnya di Indonesia dan bagi Sebagian besar negara di wilayah Asia. Karena negara-negara ini baru keluar dari penjajahan Barat, Merdeka dan sedang mencoba untuk bisa menghidupi negara masing-masing.

Buat para orang tua kita saat itu pekerjaan paling aman dan menjamin kehidupan masa depan mereka dan keluarga adalah dengan menjadi pegawai pemerintah atau disebut juga dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sampai sekarang pun masih banyak orang tua (khususnya yang tinggal di kota-kota kecil) yang menginginkan anaknya kelak untuk bekerja menjadi PNS.

Baca Juga: Ini 4 Masalah Keuangan Generasi Y dan Z (Bagian 2)

Bagi mereka PNS memberikan keamanan pekerjaan yang terjamin, tunjangan kesehatan dari pemerintah, tunjangan beras dan kebutuhan rumah tangga serta tunjangan pension saat waktunya tiba. Pada jaman orang tua kita ini sama sekali belum dikenal istilah Perencanaan Keuangan. Hanya orang-orang pintar saja yang mulai mengerti untuk memutarkan uang mereka dan biasanya mereka menginvestasikan uang mereka ke tanah, rumah dan bangunan.

Hal ini dapat terjadi dikarenakan jumlah penduduk yang saat itu masih sedikit (banyak orang yang meninggal di masa perang dan pemberontakan setelah perang) sehingga harga tanah dan rumah masih murah saat itu. “Simpanan berupa tanah dan bangunan ini biasanya digunakan untuk keperluan di masa depan, termasuk di antaranya pendidikan anak, perkawinan anak dan pension.”ujar Aidil.

Akan tetapi tidak banyak generasi orang tua kita yang seberuntung dan mengerti untuk memutarkan dana mereka. Sehingga bila tiba saatnya perlu biaya untuk pendidikan anak, perkawinan anak dan pension serta masa tuanya tidak memiliki dana atau hanya sedikit memiliki dana untuk itu. Orang tua kita cenderung akan menggantungkan hidup mereka dari dana pensiun yang diberikan oleh pemerintah yang apabila nilainya diukur untuk masa sekarang sangatlah minim untuk bisa mempertahankan hidup bulanan.

Kekurangan tersebut akan menjadi besar dengan adanya biaya-biaya lainnya seperti biaya rumah sakit. Banyak dari orang tua kita yang mengidap penyakit seperti jantung, kolesterol, darah tinggi, diabetes dan penyakit lainnya yang mayoritas disebabkan oleh pola makan yang salah.

Saat orang tua kita masih kecil, belum memiliki uang sehingga jarang bisa makan makanan yang enak. Saat mereka sudah bekerja dan memiliki uang sendiri, maka mereka makan apa saja yang enak-enak, tanpa memperhitungkan efeknya di masa tua mereka yang berakibat ke penyakit-penyakit tersebut.

Apabila kita renungkan hal tersebut bisa saja menjadi penyebab utama terjadinya penyakit-penyakit yang memerlukan biaya perawatan yang besar yang dapat menyebabkan kematian. Minimnya dana untuk pembiayaan semasa pensiun dan obat-obatan apabila menderita penyakit menyebabkan banyak generasi orang tua kita yang kemudian menggantungkan hidup kepada generasi sekarang (generasi kita) yang sering disebut juga dengan Generasi Baby Buster.

Apa itu Generasi Baby Buster? Simak di bagian dua tulisan ini.

Baca Juga: Tips Jitu Atur Keuangan Buat Generasi Sandwich, Tetap Punya Tabungan & Bantu Keluarga

Selanjutnya: Katalog Promo Superindo Weekday Diskon hingga 50% Periode 21-24 Oktober 2024

Menarik Dibaca: Katalog Promo Superindo Weekday Diskon hingga 50% Periode 21-24 Oktober 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti