KONTAN.CO.ID - Inflasi adalah istilah yang menunjukkan suatu kondisi ekonomi dan disebabkan oleh beberapa faktor yang kemudian memengaruhi daya beli masyarakat. Melansir dari Modul Ekonomi Kelas XI Kemendikbud Ristek, inflasi merupakan kondisi di mana harga-harga secara umum meningkat dan terus-menerus. Kondisi ini merupakan sebuah peristiwa dan bukan tinggi rendahnya tingkat harga. Sedangkan deflasi merupakan perbedaan dari inflasi, yaitu suatu periode dimana harga-harga secara umum jatuh.
Penyebab inflasi
Inflasi tentu tidak muncul secara tiba-tiba, ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi tersebut. Bersumber dari Modul Paket C Ekonomi Kemendikbud Ristek, beberapa faktor yang menyebabkan inflasi di antaranya konsumsi masyarakat meningkat, likuiditas yang berlebih sehingga memicu konsumsi atau spekulasi, hingga distribusi barang yang tidak lancar. Lebih lanjut, inflasi bisa terjadi dikarenakan beberapa hal berikut:- Tekanan permintaan (demand-pull inflation): permintaan suatu barang atau jasa tinggi namun ketersediaan relatif tetap.
- Dorongan biaya (cost-push inflation): disebabkan oleh depresi nilai tukar, inflasi negara-negara relasi dagang, kenaikan komoditif, hingga bencana alam dan distribusi terganggu
- Perkiraan atau ekspetasi inflasi: perilaku masyarakat dan pelaku ekonomi dalam menggunakan perkiraan angka inflasi dalam keputusan ekonominya. Ekspetasi ini bisa menyesuaikan perkembangan atau adaptif.
- Peredaran uang yang berlebihan: banyaknya uang yang beredar akibat percetakan uang baru untuk menutup defisit anggaran menyebabkan harga barang naik dikarenakan uang yang beredar banyak namun barang yang tersedia terbatas.
- Kekacauan politik dan ekonomi: kebijakan politik atau ekonomi tertentu yang menyebabkan inflasi di masyarakat seperti produsen yang menaikkan harga barang setelah pemerintah mengumumkan adanya kenaikan harga BBM.
Kategori inflasi
Inflasi terbagi menjadi beberapa kategori yaitu berdasarkan tingkat keparahan dan faktor utama penyebab inflasi. Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi terbagi menjadi beberapa kelompok berikut:- Inflasi ringan (kurang dari 10% per tahun)
- Inflasi sedang (berkisar antara 10%-30% per tahun)
- Inflasi berat (30%-100% per tahun)
- Hiperinflasi (lebih dari 100% per tahun)
- Interaksi permintaan-penawaran
- Lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang
- Perkiraan inflasi dari pedagang dan konsumen
- Inflasi volatite foods: kejutan harga bahan pangan saat panen, gangguan/bencana alam, perkembangan harga pangan domestik/internasional.
- Inflasi Administered Prices: kebijakan harga pemerintah, seperti harga BBM, tarif listrik, dan lain-lain.
Dampak inflasi
Dalam kategori tertentu, inflasi masih bisa dianggap wajar dan memberikan dampak positif pada perekonomian. Namun jika sudah mencapai tingkatan tertentu, inflasi justru akan membuat perekonomian menjadi buruk.- Peredaran atau perputaran barang lebih cepat
- Produksi barang-barang bertambah menyebabkan kenaikan keuntungan pengusaha
- Kesempatan kerja bertambah dengan adanya tambahan investasi
- Pendapatan nominal bertambah meskipun ril-nya berkurang karena kenaikan pendapatan relatif kecil
- Harga barang-barang dan jasa naik
- Nilai dan kepercayaan terhadap uang turun atau berkurang
- Menyebabkan efek spekulasi antara lain, menimbun barang dan membeli valuta asing
- Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar
- Kesadaran masyarakat untuk menabung berkurang.