JAKARTA. Telah digunakan sejak tahun 1978, konstruksi sarang laba-laba dinilai tahan terhadap gempa hingga 9 Skala Richter (SR). Konstruksi yang merupakan karya anak bangsa ini juga dikenal sebagai sistem pondasi pertama di dunia yang mampu memaksa tanah menjadi struktur bangunan. Sang penggagas, yakni Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto telah mengembangkan Konstruksi Sarang Laba – laba (KSLL) sejak tahun 1976, sebelum digunakan pertama kali di Indonesia dua tahun kemudian dan dipatenkan oleh PT Katama Suryabumi pada tahun 2004. Sejak Desember 2007 hingga Desember 2009, KSLL banyak diterapkan di berbagai daerah rawan gempa seperti Manokwari, Aceh, Bengkulu, Sumatera Barat dan sebagainya. Pada kurun waktu tersebut, sistem konstruksi ini juga telah mendapat lima penghargaan. Salah satunya adalah Upakarti untuk kategori Rintisan Teknologi sebagai Pondasi Ramah Gempa.
Mengenal konstruksi sarang laba-laba tahan gempa
JAKARTA. Telah digunakan sejak tahun 1978, konstruksi sarang laba-laba dinilai tahan terhadap gempa hingga 9 Skala Richter (SR). Konstruksi yang merupakan karya anak bangsa ini juga dikenal sebagai sistem pondasi pertama di dunia yang mampu memaksa tanah menjadi struktur bangunan. Sang penggagas, yakni Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto telah mengembangkan Konstruksi Sarang Laba – laba (KSLL) sejak tahun 1976, sebelum digunakan pertama kali di Indonesia dua tahun kemudian dan dipatenkan oleh PT Katama Suryabumi pada tahun 2004. Sejak Desember 2007 hingga Desember 2009, KSLL banyak diterapkan di berbagai daerah rawan gempa seperti Manokwari, Aceh, Bengkulu, Sumatera Barat dan sebagainya. Pada kurun waktu tersebut, sistem konstruksi ini juga telah mendapat lima penghargaan. Salah satunya adalah Upakarti untuk kategori Rintisan Teknologi sebagai Pondasi Ramah Gempa.