Mengenal Negara Selatan-Selatan dan Tujuan Kerjasama Selatan-Selatan



Tujuan Kerjasama Selatan-Selatan - Selatan-Selatan adalah sebutan untuk negara berkembang di Asia, Afrika, dan Pasifik Selatan bekas jajahan kolonial. Istilah Selatan-Selatan juga merujuk pada wilayah-wilayah di dunia yang memiliki kesamaan sejarah politik, sosial, dan ekonomi yang berakar pada kesenjangan di masa kolonial. 

Sementara itu, Kerjasama Selatan-Selatan adalah kerjasama pembangunan sesama negara berkembang untuk membangun kemandirian kolektif yang akan memperkuat posisi negara berkembang di forum internasional.

Kerjasama Selatan-Selatan disinggung dalam debat ketiga capres-cawapres, Minggu (7/12/2023). 


"Sebagai inisiator Dasasila Bandung 1955, Indonesia menginspirasi dunia dalam membangun Kerjasama Selatan-Selatan. Pertanyaannya, Apa strategi paslon untuk menyusun peta jalan yang lebih konkret dalam memperkuat kerjasama tersebut?" tanya moderator. 

Lalu, apa itu kerjasama Selatan-Selatan dan bagaimana sejarah keterlibatan Indonesia dalam kerjasama Selatan-Selatan? 

Baca Juga: Apa Itu Alutsista? Ini Contohnya di TNI AD, AU, AL, dan Anggaran Alutsista Kemenhan

Apa itu Selatan-Selatan? 

Istilah Selatan-Selatan bukan hanya untuk negara-negara yang berada di belahan Bumi Selatan. Namun, merujuk pada negara-negara yang mengalami masa kekuasaan kolonial yang berada di wilayah Asia, Afrika, dan Amerika Latin. 

Dikutip dari laman The Loop, referensi kata Selatan pertama kali muncul di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada era 1960-an, terutama setelah Perang Dingin.

Hal ini menyoroti pentingnya pengaruh ekonomi dan politik secara global oleh negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Namun, pemahaman tentang Selatan-Selatan umumnya adalah wilayah yang miskin dan/atau terpinggirkan secara sosio-ekonomi di dunia atau sering disebut negara dunia ketiga. 

Baca Juga: Iran Tantang Kehadiran Angkatan Laut Musuh di Laut Merah

Meski demikian, Selatan-Selatan kemudian berkembang menjadi kerjasama lintas regional dan multilateral dengan mengacu pada Konferensi Bandung tahun 1955, Gerakan Non-Blok, dan Kelompok 77 di PBB. 

Ini adalah ruang tiga benua dan praktik kerjasama yang menjadi ruang perlawanan terhadap dominasi kekuatan kolonial sebelumnya. Selatan-Selatan juga itampilkan sebagai ruang perlawanan terhadap kapitalisme neoliberal.

Sehingga, Kerjasama Selatan-Selatan (KSS) adalah skema kerjasama antar negara berkembang yang dilakukan melalui berbagaii hubungan bilateral dan multilateral secara mutual. 

Hal ini bertujuan untuk menghasilkan solusi-solusi bersama bagi pembangunan negara Selatan.

Baca Juga: 2030, Rusia Bakal Produksi Lebih dari 32.000 Drone Per Tahun

Tujuan kerjasama Selatan-Selatan 

Dikutip dari laman resmi PBB, tujuan kerjasama Selatan-Selatan adalah: 

  • Menumbuhkan dan memperkuat kemandirian negara-negara berkembang dengan meningkatkan kapasitas kreatif mereka untuk menemukan solusi dan kapasitas teknologi terhadap permasalahan pembangunan dan merumuskan strategi yang diperlukan untuk mengatasinya;
  • Mempromosikan dan memperkuat kemandirian kolektif di antara negara-negara berkembang melalui pertukaran pengalaman yang mengarah pada kesadaran yang lebih besar mengenai masalah-masalah bersama dan akses yang lebih luas terhadap pengetahuan yang tersedia;
  • Mengenali dan menanggapi permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi oleh negara-negara miskin, berkembang yang tidak mempunyai daratan, negara kepulauan kecil dan negara yang terkena dampak parah bencana alam dan krisis-krisis lainnya, dan memungkinkan mereka untuk mencapai tingkat partisipasi yang lebih besar dalam kegiatan ekonomi internasional.
Baca Juga: Prabowo Tantang Anies Bertemu Usai Debat Capres, Bahas Detail Soal Alutista

Sejarah keterlibatan Indonesia dalam kerjasama Selatan-Selatan 

Sejarah peran Indonesia bekerjasama dengan Selatan-Selatan sudah mulai ketika Indonesia menjadi pelopor Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955. 

Hasil dari pertemuan tersebut menjadi dasar solidaritas dan kerjasama negara berkembang yang saat itu baru terbebas dari kolonialisme.

Dikutip dari laman FISIP Universitas Indonesia, kerjasama Selatan-Selatan saat ini semakin relevan dan penting, utamanya dalam upaya pencapaian SDG’s. 

Pada saat pandemi telah menyebabkan banyak target SDG’s yang sulit untuk dicapai dan mengalai kemunduran, seperti SDG’s 1 untuk menghapus kemiskinan, SDG’s 3 untuk memastikan kesehatan yang baik dan kesejahteraan.

Demikian penjelasan mengenai negara Selatan-Selatan dan kerjasama Selatan-Selatan.