KONTAN.CO.ID - Jakarta. Saat ini dunia sedang dihebohkan oleh Pandora Papers yang mengungkap kebocoran data mengenai skandal penggelapan harta kekayaan dan penggelapan pajak orang-orang terkaya dan penguasa dunia. Peristiwa serupa pernah terjadi beberapa tahun sebelumnya dengan dokumen bernama Panama Papers dan Paradise Papers. Apa itu Pandora Papers? Apa beda Pandora Papers dengan Panama Papers dan Paradise Papers? Pandora Papers adalah dokumen yang mengungkap 11,9 juta rekam data dari 14 perusahaan keuangan offshore yang berbeda. Konsorsium Jurnalis Investigatif Internasional (ICIJ) sebagai pihak yang memperoleh data tersebut mengungkapkan, bocaran data pada Pandora Papers. Menurut ICIJ Pandora Papers berisi rekam jejak elit dunia yang memanfaatkan wilayah atau negara surga pajak (tax havens) untuk membeli properti dan menyembunyikan aset mereka. Dengan demikian, para elit global tersebut bisa terhindar dari kewajiban membayar pajak di negara asal mereka.
Panama Papers dan Paradise Papers
Sebelumnya, kasus kebocoran data serupa juga pernah diungkap oleh ICIJ, yakni Panama Papers dan Paradise Papers. Penjelasan keduanya adalah sebagai berikut: Panama Papers Diberitakan oleh Kompas.com, hasil investigasi Panama Papers yang terungkap pada tahun 2016 berdasarkan pada 2,6 terabyte data dari 11,5 juta dokumen yang bersumber dari satu pihak saja, yakni sebuah firma hukum Mossack Fonsesca yang menyediakan jasa pengelolaan aset perusahaan yang berlokasi di Panama. Dokumen Panama Papers pertama kali diperoleh surat kabar Jerman, Suddeutsche Zeitung sebelum akhirnya diteruskan kepada ICIJ. Data yang berada pada Panama Papers meliputi transaksi rahasia keuangan para pimpinan politik dunia, skandal global, dan data detik mengenai perjanjian keuangan tersembunyi oleh para pengemplang dana, pengedar obat-obatan terlarang, miliarder, selebriti, bintang olahraga, dan lainnya. Kala itu, beberapa pejabat dunia yang namanya tersangkut dalam Panama Papers, seperti Perdana Menteri Islandia Sigmundur David Gunnlaugsson, Menteri Perindustrian Spanyol Jose Manuel Soria, hingga Pejabat senior organisasi sepak bola dunia FIFA, Juan Pedro Damiani memutuskan mengundurkan diri dari jabatan mereka. Sementara itu, pejabat Indonesia yang namanya juga disebut dalam Panama Papers yakni Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Harry Azhar Aziz dan Luhut Binsar Pandjaitan yang kala itu menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan. Sampai saat ini, kedua pejabat itu masih menduduki jabatan penting. Harry Azhar Azhiz masih menjadi Anggota BPK. Sedangkan Luhut Binsar Pandjaitan adalah Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi. Paradise Papers Paradise Papers diungkap ke publik pada tahun 2017. Investigasi Paradise Papers didasarkan pada kebocoran data dengan ukuran sebesar 1,4 terabite pada 13,4 juta file dari satu firma hukum offshore, Appleby, serta konsultan jasa yang berbasis di Singapura Asiaciti Trust. Di dalam dokumen itu juga ada rincian 19 perusahaan terdaftar yang dikelola oleh pemerintah yurisdiksi rahasia atau surga pajak. Beberapa temuan yang diungkap dalam Paradise Paper termasuk di antaranya bagaimana Twitter dan Facebook menerima ratusan juta dollar AS investasi yang tak dipublikasikan namun bisa ditelusuri kembali ke institusi-institusi keuangan Rusia, penghindaran pajak oleh perusahaan multinasional seperti Apple dan Nike, serta jutaan pound sterling real estate Ratu Inggris yang telah diinvestasikan di Caymand Island. Skala Pandora Papers lebih besar ICIJ di dalam publikasi mereka menyebutkan, Pandora Papers memiliki skala dan tantangan yang lebih besar ketimbang dua publikasi sebelumnya, Panama Papers dan Paradise Papers. Sumber data Pandora Papers berasal dari 14 perusahaan offshore yang memiliki cara berbeda dalam mengorganisir dan mempresentasikan informasi. Dalam satu dokumen, terkadang terdiri atas email dan dokumen yang disimpan bertahun-tahun. Beberapa sumber data telah mendigitalkan dokumen mereka, sementara beberapa lainnya masih dalam bentuk kertas yang discan. Bahasa yang digunakan pada setiap dokumen pun beragam, mulai dari Inggris, Spanyol, Rusia, Prancis, Arab, Korea, dan bahasa lainnya. Pandora Papers mengumpulkan informasi yang bersumber dari lebih 27.000 perusahaan dan 29.000 pihak yang disebut sebagai penerima manfaat dari 11 sumber informasi atau lebih dari dua kali lipat penerima manfaat yang berhasil diidentifikasi lewat Panama Papers. Pandora Papers pun menghubungkan kegiatan offshore para politisi dan pejabat publik lebih banyak dua kali lipat dari Panama Papers. Pada Pandora Papers, tercatut nama lebih dari 330 politisi dan pejabat publik yang berasal dari 90 negara dan wilayah serta termasuk di dalamnya nama 35 pemimpin negara baik yang masih menjabat atau sudah lengser. Bocoran data terbaru yang terungkap dalam Pandora Papers juga mengungkap informasi dari yurisdiksi yang sebelumnya tak dapat diungkap karena data yang terlalu sedikit, seperti Belize, Cyprus, dan South Dakota. Entitas hukum yang dilayani oleh perusahaan keuangan penyedia jasa, termasuk di dalamnya perusahaan, yayasan, dan perusahaan pengelola dana seluruhnya terdaftar sejak tahun 1971 hingga tahhun 2018. Laporan tersebut juga menunjukkan, para penyedia jasa dan klien memindahkan bisnis mereka dari satu wilayah ke wilayah lain setelah terjadi investigasi dan perubahan peraturan di wilayah sebelumnya. Dikutip dari Kompas.com, ada 35 pimpinan dunia yang disebut dalam Pandora Papers:- Raja Yordania Abdullah II
- Perdana Menteri Republik Ceko Andrej Babis
- Presiden Gabon Ali Bongo
- Presiden Kenya Uhuru Kenyatta
- Presiden Kongo Denis Sassou-Nguesso
- Perdana Menteri Pantai Gading Patrick Achi
- Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati
- Perdana Menteri Uni Emirat Arab Mohammed bin Rashid Al Maktoum
- Presiden Republik Dominika Luis Abinader
- Presiden Ekuador Gillermo Lasso
- Presiden Montonegro Milo Djukanovic
- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy
- Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani
- Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair
- Mantan Pempimpin Hong Kong CY Leung
- Mantan Pemimpin Hong Kong Tung Chee-hwa
- Mantan Perdana Menteri Mozambik Aires Ali
- Mantan Perdana Menteri Bahrain Shseikh Khalifa bin Salman Al Khalifa
- Mantan Perdana Menteri Kolombia Cesar Gaviria
- Mantan Presiden Honduras Porfirio Lobo
- Mantan Presiden El Salvador Alfredo Cristiani
- Mantan Perdana Menteri Yordania Abdelkarim Kabariti
- Mantan Presiden El Salvador Fransisco Flores
- Mantan Perdana Menteri Yordania Nader Dahabi
- Mantan Presiden Paraguai Horacio Cartes
- Mantan Perdana Menteri Haiti Pedro Pablo Kuczynski
- Mantan Presiden Panama Juan Carlos Varela
- Mantan Perdana Menteri Georgia Bidzina Ivanishvili
- Mantan Perdana Menteri Mongolia Sukhbaataryn Batbold
- Mantan Presiden Panama Ricardo Martinelli
- Mantan Presiden Panama Ernesto Perez Balladares
- Mantan Presiden Kolombia Andres Pastrana
- Mantan Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab
- Emir Qatar Sabah Al Ahmad Al Sabah
- Mantan Perdana Menteri Qatar Hamad bin Jassim Al Thani