MOMSMONEY.ID - Selalu ada hal yang dikhawatirkan oleh para pemilik kucing peliharaan. Sebagai pemilik, Anda tentu tak ingin sesuatu terjadi pada kucing kesayangan Anda. Oleh karena itu, mengetahui informasi-informasi mengenai permasalahan kesehatan si kucing sangat berguna untuk Anda. Salah satunya adalah penyakit FLUTD yang sering terjadi pada kucing. FLUTD merupakan singkatan dari Feline Idiopathic Lower Urinary Tract Disease. Ini adalah gangguan kandung kemih bagian bawah yang dulunya disebut FUS (Felince Urologic Syndrom). FLUTD bukanlah penyakit khusus, tetapi istilah ini digunakan untuk menggambarkan kondisi yang dapat memengaruhi kandung kemih atau uretra (saluran kemih bagian bawah) kucing.
Baca Juga: Ini Gejala Penyakit Tungau Telinga pada Kucing Peliharaan dan Cara Mengatasinya Dikutip dari Wikipedia.org, FLUTD meliputi beberapa kondisi yang terjadi pada saluran urinaria kucing. Sindrom yang terjadi pada kucing ini ditandai dengan pembentukan kristal (paling sering struvite) di dalam VU (kandung kemih). Kristal tersebut kemudian akan menyebabkan inflamasi, pendarahan pada urin, kesulitan buang air kecil, serta beberapa kasus dapat menyebabkan obstruksi aliran normal urin keluar dari VU yang dapat menyebabkan kematian. Penyakit yang disebabkan oleh akumulasi kristal mineral pada saluran urinaria antara lain: peradangan kandung kemih cystitis akibat iritasi dan kristal pada dinding VU, urolithiasis (pembentukan batu VU), pembentukan sumbat pada uretra (blockade uretra), dan uremia. Kucing jantan dan betina sama-sama berisiko menderita FLUTD, tetapi kucing jantan berisiko lebih besar. Sebab, kucing jantan memiliki struktur uretra yang berbentuk seperti tabung dan memiliki bagian yang menyempit, sehingga sering menimbulkan penyumbatan urin dari kandung kemih ke luar tubuh. Dilansir dari Dkpp.jabarprov.go.id, kejadian FLUTD banyak terjadi pada jenis kelamin jantan (91%) yang belum dikastrasi (71%), bukan ras spesifik (57%), usia 1-3 tahun (66%), hanya diberikan pakanan kering (80%), dan pemilik memiliki kucing lebih dari satu (66%). Selain itu, FLUTD juga dapat terjadi pada kucing berusia setengah baya, kelebihan berat badan yang jarang berolahraga, menggunakan kotak pasir dalam ruangan, memiliki sedikit atau tanpa akses ke luar ruangan, serta perubahan mendadak dalam rutinitas sehari-hari. Anda mungkin akan bertanya-tanya kenapa pakanan kering dan memiliki kucing lebih dari satu dapat menyebabkan FLUTD. Pakanan kering akan meningkatkan pH urin, sehingga menjadi alkalosis (basa). Ini akan menyebabkan terbentuknya Kristal di kandung kemih (urolith). Sementara itu, kucing yang dipelihara lebih dari satu ekor akan meningkatkan risiko stres akibat berkelahi dan sebagainya. Namun, stres pada kucing juga dapat terjadi dari berbagai hal yang menekannya.
Baca Juga: Ini Beberapa Penyebab Kucing Peliharaan Anda Tidak Mau Mengeong Tanda-tanda utama penyakit FLUTD pada kucing melansir dari AVMA.org, meliputi:
- Mengejan untuk buang air kecil.
- Buang air kecil dalam jumlah sedikit.
- Upaya yang sering dan/atau berkepanjangan untuk buang air kecil.
- Menangis saat buang air kecil.
- Menjilat area genital secara berlebihan.
- Buang air kecil sembarangan.
- Darah dalam urin.
- Perhatikan kucing mengalami obstruksi uretra (penyumbatan di uretra).
Perawatan atau pengobatan FLUTD biasanya akan bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Secara umum, meningkatkan asupan air minum dan mendorong lebih sering buang air kecil adalah solusi yang baik untuk mengatasi FLUTD. Ini juga dapat dibantu dengan memberi makanan-makanan basah, mencegah obesitas, mendorong olahraga, dan menggunakan kotak kotoran yang selalu bersih. Namun, bila sudah terlanjur parah, kucing Anda perlu mendapatkan perawatan medis. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anggi Miftasha