MOMSMONEY.ID - Prediabetes merupakan kondisi kesehatan yang seringkali tidak mendapat perhatian cukup, namun keberadaannya sangat penting sebagai peringatan dini terhadap risiko pengembangan diabetes tipe 2. Kondisi ini terjadi ketika kadar gula darah seseorang lebih tinggi dari normal namun belum cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebagai diabetes. Mengenali prediabetes dari gejalanya hingga penyebabnya adalah langkah awal yang krusial dalam mencegah progresi ke diabetes tipe 2, yang merupakan kondisi kronis dengan dampak jangka panjang terhadap kesehatan. Baca Juga: Prediabetes Sebaiknya Hindari Konsumsi Minuman Berikut
- Merasa sangat haus lebih berlebih.
- Frekuensi buang air kecil yang meningkat.
- Penglihatan yang menjadi buram.
- Rasa kelelahan yang intens lebih dari biasa.
- Munculnya area kulit yang menggelap di sekitar ketiak atau leher.
- Benjolan kulit kecil di area yang sama.
- Infeksi ragi dan infeksi saluran kemih yang berulang.
- Siklus menstruasi yang menjadi lebih panjang dan lebih berat dari biasanya.
- Penurunan libido.
- Kekeringan pada vagina yang dapat mengakibatkan rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual.
- Kesulitan hamil.
- Faktor genetik
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Stres berkepanjangan
- Kurangnya kualitas tidur
- Aktivitas fisik yang minim
- Pola makan tinggi makanan olahan
- Kondisi medis tertentu yang berkaitan dengan hormon, seperti sindrom Cushing dan hipotiroidisme
- Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka waktu lama, seperti steroid
- Berumur lebih dari 45 tahun.
- Seorang pria dengan lingkar pinggang lebih dari 40 inci atau seorang wanita dengan lingkar pinggang lebih dari 35 inci.
- Konsumsi daging merah dan daging olahan dalam jumlah banyak.
- Sering mengonsumsi minuman yang mengandung gula.
- Kurang mengonsumsi buah, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, atau minyak zaitun.
- Berasal dari etnis Kulit Hitam, Penduduk Asli Amerika, Latino, atau Kepulauan Pasifik.
- Mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, khususnya lemak yang terakumulasi di area perut.
- Memiliki kadar kolesterol total tinggi, trigliserida tinggi, kolesterol HDL yang rendah, dan kolesterol LDL yang tinggi.
- Kurangnya aktivitas fisik secara rutin.
- Riwayat diabetes gestasional atau melahirkan bayi dengan berat lebih dari 9 pon.
- Menderita sindrom ovarium polikistik, yang menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur dan gejala lainnya.
- Mengalami gangguan tidur, seperti sleep apnea.
- Bekerja dengan jadwal yang berubah-ubah atau shift malam.