Mengenal strategi berinvestasi reksadana



JAKARTA. Kalau Anda mendapatkan rezeki nomplok berupa duit sebesar Rp 50 juta, lalu Anda berniat menginvestasikan duit tersebut di reksadana, bagaimana cara Anda menginvestasikan duit tersebut? Apakah Anda akan menginvestasikan langsung seluruh duit yang diterima tadi? Atau Anda akan memecah duit tersebut menjadi nominal yang lebih kecil, lalu menginvestasikan duit tersebut secara berkala?

Dalam berinvestasi reksadana, ada dua strategi investasi yang bisa dilakukan oleh investor. Pertama, investor bisa menginvestasikan duit dalam nominal besar secara sekaligus. Jadi, selanjutnya investor tidak lagi menyetor tambahan investasi ke reksadana tersebut. Strategi ini juga ngetop dengan sebutan lump sum.

Kedua, investor bisa memilih melakukan investasi rutin secara berkala. Misalnya saja, investor menyetor dana Rp 500.000 setiap bulan untuk diinvestasikan di reksadana. Gaya investasi ini juga dikenal dengan istilah cost averaging. Kalau Anda berinvestasi di reksadana dengan cara mengizinkan manajer investasi melakukan autodebet sejumlah dana tertentu dari rekening bank Anda, cara investasi ini termasuk cost averaging.


Kedua cara investasi ini tentu memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Lalu, cara investasi yang mana yang paling oke digunakan untuk berinvestasi di reksadana?

Menurut Rudiyanto, Head of Operation & Business Development Panin Asset Management, pertanyaan yang tepat sebenarnya bukan cara mana yang lebih baik digunakan dalam berinvestasi di reksadana. Investor harus mempertimbangkan kedua strategi investasi tadi dengan melihat kebutuhan masing-masing.

Untuk menentukan mana strategi investasi reksadana yang lebih cocok untuk Anda, ada dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, tujuan investasi Anda. Masing-masing strategi investasi bisa memberikan hasil yang optimal untuk tujuan keuangan yang berbeda.

Kedua, jangka waktu investasi Anda. Strategi investasi reksadana lump sum dan cost averaging bisa memberikan hasil investasi yang lebih optimal bila disesuaikan dengan jangka waktu investasi.

Tapi tentu saja, Anda juga harus tetap mempertimbangkan karakter Anda dalam berinvestasi. Sesuaikan strategi investasi reksadana tadi dengan karakter Anda. Misalnya, kalau Anda termasuk orang yang malas menyetor investasi secara rutin tiap bulan, ada baiknya Anda melakukan investasi secara lump sum. Untuk memperbesar investasi Anda, saat Anda mendapat dana yang cukup, Anda bisa menambah investasi secara lump sum lagi.

Agar bisa mengetahui lebih pasti strategi investasi reksadana mana yang cocok dilakukan untuk rencana keuangan tertentu, Anda perlu mengenali lebih jauh mengenai pilihan strategi investasi tersebut. Tiap strategi investasi bisa memberikan hasil investasi yang maksimal bila Anda bisa memanfaatkan keunggulan strategi tadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Harris Hadinata