JAKARTA. Kalau Anda mendapatkan rezeki nomplok berupa duit sebesar Rp 50 juta, lalu Anda berniat menginvestasikan duit tersebut di reksadana, bagaimana cara Anda menginvestasikan duit tersebut? Apakah Anda akan menginvestasikan langsung seluruh duit yang diterima tadi? Atau Anda akan memecah duit tersebut menjadi nominal yang lebih kecil, lalu menginvestasikan duit tersebut secara berkala? Dalam berinvestasi reksadana, ada dua strategi investasi yang bisa dilakukan oleh investor. Pertama, investor bisa menginvestasikan duit dalam nominal besar secara sekaligus. Jadi, selanjutnya investor tidak lagi menyetor tambahan investasi ke reksadana tersebut. Strategi ini juga ngetop dengan sebutan lump sum. Kedua, investor bisa memilih melakukan investasi rutin secara berkala. Misalnya saja, investor menyetor dana Rp 500.000 setiap bulan untuk diinvestasikan di reksadana. Gaya investasi ini juga dikenal dengan istilah cost averaging. Kalau Anda berinvestasi di reksadana dengan cara mengizinkan manajer investasi melakukan autodebet sejumlah dana tertentu dari rekening bank Anda, cara investasi ini termasuk cost averaging.
Mengenal strategi berinvestasi reksadana
JAKARTA. Kalau Anda mendapatkan rezeki nomplok berupa duit sebesar Rp 50 juta, lalu Anda berniat menginvestasikan duit tersebut di reksadana, bagaimana cara Anda menginvestasikan duit tersebut? Apakah Anda akan menginvestasikan langsung seluruh duit yang diterima tadi? Atau Anda akan memecah duit tersebut menjadi nominal yang lebih kecil, lalu menginvestasikan duit tersebut secara berkala? Dalam berinvestasi reksadana, ada dua strategi investasi yang bisa dilakukan oleh investor. Pertama, investor bisa menginvestasikan duit dalam nominal besar secara sekaligus. Jadi, selanjutnya investor tidak lagi menyetor tambahan investasi ke reksadana tersebut. Strategi ini juga ngetop dengan sebutan lump sum. Kedua, investor bisa memilih melakukan investasi rutin secara berkala. Misalnya saja, investor menyetor dana Rp 500.000 setiap bulan untuk diinvestasikan di reksadana. Gaya investasi ini juga dikenal dengan istilah cost averaging. Kalau Anda berinvestasi di reksadana dengan cara mengizinkan manajer investasi melakukan autodebet sejumlah dana tertentu dari rekening bank Anda, cara investasi ini termasuk cost averaging.