Mengenjot Laba, BDMN Andalkan Kredit UMKM



JAKARTA. Kinerja keuangan Bank Danamon (BDMN) kurang memuaskan dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Laba bersih BDMN selama periode tersebut turun 22,6% menjadi Rp 1,37 triliun. Tahun lalu, laba bersih BDMN tercatat Rp 1,76 triliun.

Penurunan laba bersih BDMN akibat peningkatan biaya provisi kredit bermasalah. Maklum per akhir September 2009, kredit bermasalah atawa non-performing loan (NPL) kotor BDMN naik dari 2,1% menjadi 4% di akhir kuartal ketiga 2009. Namun, rasio kecukupan modal (CAR) Danamon masih tetap pada kisaran 20,9%.

Sepanjang tahun ini BDMN menargetkan total outstanding kredit mencapai Rp 67 triliun atau sama dengan posisi tahun lalu. "Kami akan fokus ke kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)," kata Head of Public Affairs BDMN Zsa Zsa Yusharyahya, kemarin (29/30).


Kredit mikro BDMN memang melesat. Per September BDMN mencatat kenaikan pertumbuhan kredit mikro Danamon Simpan Pinjam (DPS) hingga 15%. Total posisi outstanding kredit DSP per akhir September 2009 mencapai Rp 11,85 triliun, naik dari Rp 10,28 triliun pada akhir September 2008.

Laba bersih naik

Analis Bahana Securities Teguh Hartanto memprediksikan, tahun ini total outstanding kredit BDMN masih bisa tumbuh 5% menjadi sekitar Rp 70,35 triliun.

Kata Teguh, kredit BDMN lebih banyak bertumpu pada kredit UMKM, termasuk di dalamnya kredit kendaraan bermotor oleh anak usahanya, Adira Finance (ADMF) dan DSP. "Porsi paling besar dari Adira," imbuhnya.

Menurut Teguh, porsi kredit UMKM BDMN tahun ini sekitar 53% dari total penyaluran kreditnya. Porsi kredit komersial 24%, lalu 15% kredit korporasi dan sisanya 8% kredit konsumsi. Sebagai perbandingan, tahun lalu kredit UMKM mengambil porsi 46% dari total kredit BDMN.

Hitungan Bonny B. Setiawan, Analis Danareksa Sekuritas, sedikit berbeda. Ia memperkirakan, tahun ini kredit BDMN hanya akan tumbuh 2% saja. "Bank-bank masih belum mau jorjoran menyalurkan kredit karena mereka memilih menjaga likuiditasnya agar tetap aman," ulasnya.

Dengan asumsi pertumbuhan kredit BDMN sekitar 2%, Bonny menghitung pendapatan bunga bersih Danamon tahun ini akan naik 3,57% menjadi Rp 9,6 triliun. Sedangkan laba bersih mereka kemungkinan bisa meningkat 11% menjadi Rp 1,69 triliun.

Kalkulasi Teguh lebih optimistis. Ia meramalkan pendapatan bunga bersih BDMN tahun ini akan naik 6% menjadi Rp 10 triliun. Sementara, laba bersih BDMN akan melonkak 30% menjadi Rp 2 triliun.

Lantaran kinerja bakal positif, kedua analis itu sepakat untuk merekomendasikan beli saham BDMN. Teguh menambahkan, saham BDMN masih layak koleksi karena Price to Book Value (PBV) BDMN masih 2,7 kali.

Bonny memberikan target harga saham BDMN Rp 6.600 per saham. Sedangkan harga wajar saham BDMN versi Teguh Rp 5.700 per saham.

Kemarin harga saham BDMN turun 2,75% menjadi Rp 4.425 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan