Bisnis bimbingan belajar (bimbel) terus tumbuh subur. Bisnis ini berkembang karena memang peminatnya semakin besar. Bisnis ini juga semakin marak dengan bermunculannya pemain yang menawarkan waralaba atau kemitraan.Tawaran kemitraan terbaru datang dari Lembaga Pendidikan Bina Ilmu (LPBI) yang berkantor pusat di Bekasi, Jawa Barat. Berdiri sejak tahun 2011, anak usaha Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) tersebut mulai menawarkan kemitraan pada awal tahun ini. Saat ini, LPBI sudah memiliki lima cabang. Perinciannya, tiga milik sendiri dan dua milik mitra. Semua cabang tersebut berada di Jabodetabek. Sementara pada tahun 2012 ini, LPBI menargetkan bisa menggaet 22 mitra. "Saat ini sudah ada tiga mitra yang akan bergabung, mereka ada di Mataram, Banda Aceh dan Bali," jelas Dimas Eka Prastyo, Kepala Humas LPBI.Saat ini, LPBI menawarkan satu paket kemitraan sebesar Rp 50 juta. Biaya itu sudah termasuk franchise fee sebesar Rp 20 juta untuk lima tahun masa kontrak. Kemudian mitra akan mendapatkan pelatihan guru, program pembelajaran, dan berbagai kebutuhan yang diperlukan saat membuka cabang. Setelah kontrak habis, mitra dapat memperpanjangnya tanpa harus membayar franchise fee lagi. Dalam kerja sama ini, LPBI memungut royalty fee 5% dari laba mitra. LPBI menargetkan, mitra dapat menggaet lebih dari 50 siswa di bulan pertama sejak beroperasi. "Kantor pusat akan ikut mencarikan para siswa tersebut," ujar Dimas. Selanjutnya, jumlah siswa ditargetkan terus bertambah. Dengan biaya per siswa mulai dari Rp 150.000 sampai Rp 1 juta dalam sebulan, maka omzet mitra diperkirakan dapat mencapai Rp 45 juta per bulan. "Balik modal empat sampai enam bulan pasca-beroperasi," kata Dimas. Untuk mencapai target itu, LPBI mengharuskan mitra memiliki dua kelas yang beroperasi mulai dari pagi sampai malam hari. Kemudian ditambah dua orang guru yang bekerja dari pagi sampai sore. Kantor pusat juga menyediakan seorang guru yang bertugas sesuai jam operasional bimbel. LBPI menjamin, guru yang mereka sediakan merupakan tenaga profesional yang sudah menjalani training sampai tiga minggu. "Jadi sebelum mengajar sudah kami training," kata Dimas . LPBI fokus menawarkan program pelatihan belajar untuk menunjang materi pendidikan di sekolah. LPBI menerima bimbingan siswa mulai dari tingkatan sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA). Untuk SD, LPBI mengajar mata pelajaran, seperti matematika, IPA, IPS, bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Sementara itu, di tingkat SMP dan SMA, diajarkan matematika, fisika, biologi, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan IPS. Selain buat pelajar, LPBI juga membuka kursus untuk umum, seperti kurus bahasa asing dan komputer. Pengamat waralaba dari Proverb Consulting, Erwin Halim, menilai bahwa prospek bisnis bimbingan belajar memang bagus. Terlebih, saat ini pendidikan sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok. Hanya saja, tidak semua pemain di bisnis ini bisa sukses. Menurut Erwin, ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika ingin sukses berbisnis bimbingan belajar. "Di antaranya lokasi harus strategis," ujarnya. Selain itu, metode pengajaran dan tenaga pengajarnya juga harus berkualitas. "Tenaga pengajar dan sistem belajar mengajar itu harus betul-betul diperhatikan," ujarnya. Terkait tawaran kemitraan dari LPBI, Erwin menilai, estimasi balik modalnya terlalu cepat. Harusnya, kata dia, biaya sewa gedung dan penyusutan peralatan juga disertakan dalam perhitungan balik modal. "Saya menilai rata-rata periode balik modal bisnis lembaga pendidikan ini antara 1,5 tahun sampai dengan dua tahun," jelasnya. Kantor Pusat LPBI Jl. Gang Embo Raya No. 4-5, Jatimulya (samping RS AL Multazam), Bekasi Timur Telp: 021-4452 3907Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Menggaet rezeki dari para siswa
Bisnis bimbingan belajar (bimbel) terus tumbuh subur. Bisnis ini berkembang karena memang peminatnya semakin besar. Bisnis ini juga semakin marak dengan bermunculannya pemain yang menawarkan waralaba atau kemitraan.Tawaran kemitraan terbaru datang dari Lembaga Pendidikan Bina Ilmu (LPBI) yang berkantor pusat di Bekasi, Jawa Barat. Berdiri sejak tahun 2011, anak usaha Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) tersebut mulai menawarkan kemitraan pada awal tahun ini. Saat ini, LPBI sudah memiliki lima cabang. Perinciannya, tiga milik sendiri dan dua milik mitra. Semua cabang tersebut berada di Jabodetabek. Sementara pada tahun 2012 ini, LPBI menargetkan bisa menggaet 22 mitra. "Saat ini sudah ada tiga mitra yang akan bergabung, mereka ada di Mataram, Banda Aceh dan Bali," jelas Dimas Eka Prastyo, Kepala Humas LPBI.Saat ini, LPBI menawarkan satu paket kemitraan sebesar Rp 50 juta. Biaya itu sudah termasuk franchise fee sebesar Rp 20 juta untuk lima tahun masa kontrak. Kemudian mitra akan mendapatkan pelatihan guru, program pembelajaran, dan berbagai kebutuhan yang diperlukan saat membuka cabang. Setelah kontrak habis, mitra dapat memperpanjangnya tanpa harus membayar franchise fee lagi. Dalam kerja sama ini, LPBI memungut royalty fee 5% dari laba mitra. LPBI menargetkan, mitra dapat menggaet lebih dari 50 siswa di bulan pertama sejak beroperasi. "Kantor pusat akan ikut mencarikan para siswa tersebut," ujar Dimas. Selanjutnya, jumlah siswa ditargetkan terus bertambah. Dengan biaya per siswa mulai dari Rp 150.000 sampai Rp 1 juta dalam sebulan, maka omzet mitra diperkirakan dapat mencapai Rp 45 juta per bulan. "Balik modal empat sampai enam bulan pasca-beroperasi," kata Dimas. Untuk mencapai target itu, LPBI mengharuskan mitra memiliki dua kelas yang beroperasi mulai dari pagi sampai malam hari. Kemudian ditambah dua orang guru yang bekerja dari pagi sampai sore. Kantor pusat juga menyediakan seorang guru yang bertugas sesuai jam operasional bimbel. LBPI menjamin, guru yang mereka sediakan merupakan tenaga profesional yang sudah menjalani training sampai tiga minggu. "Jadi sebelum mengajar sudah kami training," kata Dimas . LPBI fokus menawarkan program pelatihan belajar untuk menunjang materi pendidikan di sekolah. LPBI menerima bimbingan siswa mulai dari tingkatan sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA). Untuk SD, LPBI mengajar mata pelajaran, seperti matematika, IPA, IPS, bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Sementara itu, di tingkat SMP dan SMA, diajarkan matematika, fisika, biologi, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan IPS. Selain buat pelajar, LPBI juga membuka kursus untuk umum, seperti kurus bahasa asing dan komputer. Pengamat waralaba dari Proverb Consulting, Erwin Halim, menilai bahwa prospek bisnis bimbingan belajar memang bagus. Terlebih, saat ini pendidikan sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok. Hanya saja, tidak semua pemain di bisnis ini bisa sukses. Menurut Erwin, ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika ingin sukses berbisnis bimbingan belajar. "Di antaranya lokasi harus strategis," ujarnya. Selain itu, metode pengajaran dan tenaga pengajarnya juga harus berkualitas. "Tenaga pengajar dan sistem belajar mengajar itu harus betul-betul diperhatikan," ujarnya. Terkait tawaran kemitraan dari LPBI, Erwin menilai, estimasi balik modalnya terlalu cepat. Harusnya, kata dia, biaya sewa gedung dan penyusutan peralatan juga disertakan dalam perhitungan balik modal. "Saya menilai rata-rata periode balik modal bisnis lembaga pendidikan ini antara 1,5 tahun sampai dengan dua tahun," jelasnya. Kantor Pusat LPBI Jl. Gang Embo Raya No. 4-5, Jatimulya (samping RS AL Multazam), Bekasi Timur Telp: 021-4452 3907Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News