KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjaga kesehatan kulit kini hampir menjadi kebutuhan pokok kaum hawa. Persoalan kulit seperti jerawat, flek hitam, kulit wajah kusam, berminyak, dan lain-lain sering dialami oleh jamak perempuan. Masalah kulit yang dialami kaum hawa ini sifatnya personal sehingga harus diselesaikan secara personal. Ini yang mendorong Yaumi Fauziah Sugiharta mendirikan Base, perusahaan rintisan (
start up) kecantikan dengan model bisnis
direct-to-consumer (DTC) bernama. Usaha ini berdiri Maret 2019. Yaumi adalah mantan karyawan
start up dan aktif menjadi blogger kecantikan. Ia melihat bisnis kecantikan di Indonesia berkembang pesat akibat adanya tren.
"Kecantikan itu merupakan sektor yang sangat populer saat ini. Apalagi sekarang ada komunitas kecantikan yang pertumbuhannya cepat dan meningkatnya tren
wellness, sehingga mendorong masyarakat untuk punya kondisi kulit yang lebih baik dan sehat," jelas Yaumi kepada KONTAN belum lama ini. Kementerian Perindustrian (Kemperin) mencatat pertumbuhan industri kecantikan mencapai 20% pada 2017. Tahun ini, pemerintah memperkirakan ada pertumbuhan
double digit di sektor ini. Kemperin juga memperkirakan kontribusi industri kecantikan terhadap produk domestik bruto tiap tahunnya mencapai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 42 triliun. Kategori perawatan kulit merupakan kategori dengan pertumbuhan 9% pada 2018. Mantan
Head of Marketing Gojek ini mengawali usahanya dengan melakukan survei internal. Berdasarkan survei internal, 70% perempuan Indonesia bingung memilih produk perawatan kulit, karena ada banyak merek. Responden juga merasa mayoritas produk tidak spesifik untuk konsumen negara tropis seperti Indonesia. Karena itu Base mencoba menyederhanakan proses mencari dan mendapatkan produk menggunakan teknologi secara personal.
Sebelum konsumen mendapatkan formula produk
skincare dari Base, akan mendapat sejumlah pertanyaan untuk mengidentifikasi kondisi kulit dan permasalahan yang mereka hadapi. Data itu, lalu diolah untuk meracik formula khusus bagi konsumen. "Produk yang kami buat benar-benar personal. Jadi produk untuk si A tidak bisa sama dengan si B, kemungkinan mirip bisa jadi. Tapi formula racikannya sesuai persoalan kulit masing-masing," jelas Yaumi. Base menyasar konsumen Generasi -Z dan milenial.
Startup ini juga menawarkan transparansi, personalisasi, dan inklusivitas. Untuk memperkuat riset dan data, Base bermitra dengan laboratorium penelitian dan pengembangan (R&D) di London, Inggris dan Seoul untuk mengembangkan produk dan memproduksinya secara lokal di Indonesia. Awal September lalu, Base mendapatkan pendanaan dari sejumlah perusahaan ventura yang dipimpin East Ventures dan Skystar Capital. "Nominalnya tidak bisa kami sebutkan. Dana akan kami digunakan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis dan merekrut lebih banyak Sumber Daya Manusia (SDM)," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Markus Sumartomjon