KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemakaian internet ke depan akan semakin masif. Vendor jaringan asal Swedia, Ericsson, memprediksi, long term evolution (LTE) akan menjadi lebih dominan di seluruh dunia sepanjang tahun ini. Hal serupa juga akan terjadi di Indonesia. Memang pada tahun 2016, hanya ada 10% jumlah pelanggan LTE di Tanah Air. Namun dengan melonjaknya populasi smartphone, khususnya smarthone 4G berharga terjangkau, Ericsson memproyeksikan total pengguna 4G akan menjadi 65% pada tahun 2022. Meningkatkanya penetrasi 4G pada gilirannya memberikan merupakan peluang bisnis bagi operator seluler. Seperti aplikasi terkait perangkat terhubung internet of things (IoT) dan big data, sehingga mendorong perubahan positif yang terjadi pada kehidupan masyarakat. Menurut kajian Indonesia IoT Forum, potensi IoT terhadap kenaikan produktivitas di Indonesia pada tahun 2022 diperkirakan mencapai Rp 444 triliun, dengan 400 juta sensor (perangkat) yang saling terhubung. Jumlah itu akan terus meningkat hingga sekitar Rp 1.700 triliun pada tahun 2025. Dari 400 juta perangkat terhubung itu, sektor manufaktur mengambil porsi 16%, diikuti sektor kesehatan 15%, asuransi 11%, perbankan dan sekuritas 10%, ritel dan perdagangan besar 8%. Sedangkan sisa mencakup layanan komputasi, pemerintah, transportasi, dan lain-lain.
Menggenjot pendapatan dari Iot dan big data
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemakaian internet ke depan akan semakin masif. Vendor jaringan asal Swedia, Ericsson, memprediksi, long term evolution (LTE) akan menjadi lebih dominan di seluruh dunia sepanjang tahun ini. Hal serupa juga akan terjadi di Indonesia. Memang pada tahun 2016, hanya ada 10% jumlah pelanggan LTE di Tanah Air. Namun dengan melonjaknya populasi smartphone, khususnya smarthone 4G berharga terjangkau, Ericsson memproyeksikan total pengguna 4G akan menjadi 65% pada tahun 2022. Meningkatkanya penetrasi 4G pada gilirannya memberikan merupakan peluang bisnis bagi operator seluler. Seperti aplikasi terkait perangkat terhubung internet of things (IoT) dan big data, sehingga mendorong perubahan positif yang terjadi pada kehidupan masyarakat. Menurut kajian Indonesia IoT Forum, potensi IoT terhadap kenaikan produktivitas di Indonesia pada tahun 2022 diperkirakan mencapai Rp 444 triliun, dengan 400 juta sensor (perangkat) yang saling terhubung. Jumlah itu akan terus meningkat hingga sekitar Rp 1.700 triliun pada tahun 2025. Dari 400 juta perangkat terhubung itu, sektor manufaktur mengambil porsi 16%, diikuti sektor kesehatan 15%, asuransi 11%, perbankan dan sekuritas 10%, ritel dan perdagangan besar 8%. Sedangkan sisa mencakup layanan komputasi, pemerintah, transportasi, dan lain-lain.