KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis clothing line atau menjual produk yang tidak umum di pasaran merupakan salah satu sektor bisnis yang digandrungi oleh kaum muda terutama kalangan milenial. Bisnis yang berhubungan erat dengan mode ini menjadi tren di kalangan anak muda lantaran berhasil memberi ruang untuk kreativitas mereka. Banyak anak muda menuangkan kreativitasnya lewat clothing line, khususnya bisnis kaos. Kondisi inilah yang membuat bisnis kaos yang seolah tidak pernah sepi peminat. Selalu saja ada inovasi baru yang ditawarkan para pemain lewat kreasi di kaos mereka. Mulai dari kaos kata-kata, kaos custom yang sesuai dengan permintaan dan selera konsumen, dan yang tak kalah menarik adalah kaos lukis.
Jika lukisan yang biasanya digoreskan di kanvas, kini bisa dengan mudah diaplikasikan pada sebuah kaos. "Produksi kaos lukis sendiri sejak tahun 2015, tapi idenya sudah dari tahun 2006. Proses paling lama itu menemukan formula yang pas untuk melukis di kaos," ungkap Tarjono, pemilik Arut Kaos Lukis Etnik asal Kalimantan Tengah kepada KONTAN. Baca Juga: Cukup disain saja, yang lain serahkan ke Dropshipaja.com Kaos lukis buatan Tarjono hampir semua berwarna dasar hitam. Dan lukisan hasil goresan tangannya biasanya berwarna cokelat terang. Ia menggunakan kaos berbahan serat bambu agar nyaman digunakan. Tak hanya konsumen asal Indonesia yang menggemari kaos lukis buatan Tarjono. Ia mengaku banyak turis asing asal Eropa dan Amerika yang juga gemar membeli kaosnya sebagai oleh-oleh khas Kalimantan Tengah. "Biasanya ada tour guide yang membawa turis bule ke galeri saya. Mereka biasanya membeli banyak, mungkin untuk oleh-oleh," ujarnya. Baca Juga: Pesanan kaos dan kemeja partai mulai mengalir Harga jual kaos lukis Arut di kisaran Rp 200.000 sampai Rp 250.000 per potong untuk konsumen lokal. Sedangkan untuk konsumen asing, biasanya tarif Rp 300.000–Rp 350.000 per buah. Dalam sebulan, pria yang juga berprofesi sebagai seniman ini mengklaim bisa menjual minimal lima lusin kaos atau 60 potong kaos lukis. Banyaknya peminat kaos lukis juga dirasakan oleh Daniel Richo Ade Arvian, pemilik Daniels Clothing asal Yogyakarta. Bermula dari keinginan membuat desain kaos yang unik, Daniel memutuskan memulai bisnis kaos sejak 2016.