Menggulung potensi laba usaha mi ayam



Mie Ayam Kampung Fawwaz asal Sleman, Yogyakarta menawarkan paket investasi kemitraan usaha mi ayam. Paket investasinya Rp 25 juta. Mitra ditargetkan dapat  omzet Rp 30 juta per bulan dan balik modal kurang enam bulan.

Siapa tak kenal mi ayam atau bakmi ayam? Kudapan khas negeri Tiongkok ini begitu popular di Indonesia. Dari pedagang kaki lima di pinggir jalan hingga restoran, banyak pelaku usaha menjajakan mi ayam.

Belakangan ini, bisnis mi ayam kian marak di tanah air. Luasnya pasar dan besarnya potensi laba bisnis ini, membuat sejumlah pelaku usaha tergiur mencicipi gurihnya berdagang mi ayam.   


Salah satunya adalah Heri Kurniawan asal Sleman, Yogyakarta, yang mengusung bendera usaha Mie Ayam Kampung Abu Fawwaz. Usaha ini didirikan oleh Heri pada akhir tahun 2013 di kawasan Deresan, Sleman.

Melihat respons pasar yang positif, Heri mulai menawarkan paket kemitraan bisnis Mie Ayam Kampung Abu Fawwaz pada Oktober 2015. Saat ini, Mie Ayam Kampung Abu Fawwaz baru punya satu gerai dan belum memiliki mitra. Gerai pusat berada di lingkungan kampus Universitas Negeri Yogyakarta.

Bagi calon mitra yang berminat bergabung, Heri menawarkan paket investasi senilai Rp 25 juta. Mitra akan mendapatkan lisensi merek usaha tanpa jangka waktu, satu set gerobak, mesin mi, fasilitas peralatan masak lengkap, seragam dan pelatihan karyawan selama dua bulan, peralatan promosi, dan support branding.

Namun, paket investasi itu belum termasuk biaya sewa tempat. Mitra wajib menyediakan lahan usaha 8 meter persegi dengan dua karyawan. Kemitraan ini tidak memungut royalty fee per bulan. Mitra hanya wajib beli bahan baku dari pusat.

Heri mengklaim, keunggulan Mie Ayam Kampung Abu Fawwaz memiliki rasa dan kualitas hampir sama seperti bakmi kelas atas. Namun, harganya terjangkau. Satu porsi Mie Ayam Kampung Abu Fawwaz dibanderol Rp 11.000 hingga Rp 15.000.

Heri bilang, stok Mie Ayam Kampung Abu Fawwaz juga selalu fresh, karena diproduksi setiap hari. Dalam sehari, Heri mampu membuat 2 kilogram mi, sehingga stoknya selalu habis terjual setiap hari. "Ayamnya juga dari ayam kampung bukan ayam broiler dan pangsit kami ada kejunya," kata dia.

Heri mengaku, gerai Mie Ayam Kampung Abu Fawwaz bisa menjual lebih dari 70 porsi per hari dengan omzet rata-rata Rp 1 juta. Dus, Heri bisa mendulang omzet Rp 30 juta dengan laba bersih 40% per bulan dan balik modal kurang dari enam bulan.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi