KONTAN.CO.ID - Perekonomian global saat ini sedang dilanda ketidakpastian akibat faktor geopolitik dan lonjakan inflasi. Asuransi kesehatan menjadi kunci untuk mengalihkan risiko finansial akibat biaya medis yang terus meningkat. Hal ini diperburuk oleh fenomena stagflasi pasca-pandemi COVID-19, yang menyebabkan pelemahan ekonomi dan inflasi tinggi secara bersamaan. Di Indonesia, dampaknya sangat terasa, dengan menurunnya daya beli masyarakat dan penurunan produktivitas, seperti yang tercatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS), yang melaporkan deflasi 0,12% pada September 2024. Di tengah kondisi ini, biaya kesehatan semakin meningkat. Inflasi medis pada 2023 tercatat mencapai 13,6%, jauh lebih tinggi dibandingkan inflasi umum yang hanya sekitar 3%. Selain itu, kebijakan PPN 12% yang akan diberlakukan pada 2025 juga diperkirakan akan semakin menambah beban biaya kesehatan.
Menghadapi Inflasi Medis, Ini Peran Asuransi Kesehatan dalam Menjaga Keuangan
KONTAN.CO.ID - Perekonomian global saat ini sedang dilanda ketidakpastian akibat faktor geopolitik dan lonjakan inflasi. Asuransi kesehatan menjadi kunci untuk mengalihkan risiko finansial akibat biaya medis yang terus meningkat. Hal ini diperburuk oleh fenomena stagflasi pasca-pandemi COVID-19, yang menyebabkan pelemahan ekonomi dan inflasi tinggi secara bersamaan. Di Indonesia, dampaknya sangat terasa, dengan menurunnya daya beli masyarakat dan penurunan produktivitas, seperti yang tercatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS), yang melaporkan deflasi 0,12% pada September 2024. Di tengah kondisi ini, biaya kesehatan semakin meningkat. Inflasi medis pada 2023 tercatat mencapai 13,6%, jauh lebih tinggi dibandingkan inflasi umum yang hanya sekitar 3%. Selain itu, kebijakan PPN 12% yang akan diberlakukan pada 2025 juga diperkirakan akan semakin menambah beban biaya kesehatan.