Awal tahun menumbuhkan harapan baru bagi dekorator perkawinan. Pesanan untuk menghias tempat resepsi satu per satu mulai berdatangan. Asal bisa membaca tren pasar, dekorator pernikahan bisa menjadi usaha yang sangat menguntungkan. Sekali mendekor tempat resepsi perkawinan, pelaku usaha ini bisa mengantongi omzet hingga Rp 100 juta.Tahun baru saja berganti, tapi 10 permintaan mendekorasi ruang resepsi dan pelaminan perkawinan sudah menyambangi Fothel Art. Bahkan, salah satu order yang datang ke dekorator pernikahan yang berlokasi di kawasan Kedoya, Jakarta Barat ini untuk hajatan perkawinan yang akan digelar November nanti.Fothel Art tak hanya menawarkan dekorasi dengan aneka gaya saat pesta perkawinan. Perusahaan ini juga menawarkan dekorasi saat pemberkatan di gereja dan ijab kabul di masjid atau di rumah. Di samping itu, mereka juga siap mendekor acara perusahaan dan pesta ulang tahun.Untuk dekorasi perkawinan pilihannya beragam dan tergantung permintaan pasangan yang akan menikah. "Gaya modern seperti konsep taman kami siap, bahkan ada pasangan yang pernah minta fairytales," kata Yosef Mario Chalim, pemilik Fothel Art.Bagaimana Yosef akhirnya berkecimpung dalam dunia dekor-mendekor perkawinan ini? Awalnya, ia hanya membantu kawan yang kerap menerima pesanan mendekorasi perkawinan. Akhirnya, dia membuka usaha sendiri pada 1998 dengan mendirikan Fothel Art.Bermodalkan pengalaman membantu temannya ditambah belajar secara otodidak, Yosef memulai usaha ini. "Saya sering membaca rancangan pernikahan dari majalah luar negeri, juga jalan-jalan keliling Jakarta dan luar Jakarta untuk mencari ide dan perlengkapan," ujarnya.Yosef terlebih dulu akan mendengarkan keinginan konsep dekorasi dari pasangan yang datang. Setelah itu, ia mengeluarkan koleksinya. Kalau ada yang tertarik tetapi ingin menambah dan mengurangi rincian dekorasi, ia mempersilakan. "Konsep dekorasi pada akhirnya tergantung keinginan dan dana pasangan yang mau menikah," kata dia.Soal harga, ditentukan di akhir negosiasi. "Keunggulan Fothel Art ada di negosiasi, saya tidak ingin memaksakan kehendak saya. Kalau ingin tema mewah padahal bujet sedikit, itu bisa dinegosiasikan," ungkap Yosef.Tarif dekorasi yang ditawarkan Yosep mulai Rp 12 juta hingga Rp 100 juta. Tetapi, permintaan paling banyak ada di kisaran Rp 20 juta. Itu sudah termasuk dekorasi untuk meja prasmanan dan VIP area. Lantaran dekorasi pernikahan adalah jualan seni, kreativitas untuk mencari konsep-konsep baru nan unik termasuk bahan-bahan dekorasi menjadi syarat utama. Makanya, Yosef juga sudah punya jaringan kerjasama dengan pemilik kebun bunga di Jawa Barat.Ia juga memiliki langganan tukang besi dan kayu untuk material dekorasi. "Saya bekerjasama dengan tukang ukir, sehingga bisa tercipta pelaminan model istana dari stereofoam," ujar Yosef.Untuk mendekorasi, Yosef mempekerjakan 10 hingga 12 orang. Biasanya mereka mendekorasi semalaman penuh. Tapi, "Pernah saya mempekerjakan 35 orang untuk membuat dekorasi pernikahan fairytales senilai Rp 100 juta di Pacific Place, Jakarta. Kami masuk hotel sejak Jumat malam untuk pernikahan yang diadakan Sabtu sore," paparnya. Saban bulan, minimal ada satu permintaan dekorasi pernikahan mampir ke tangan Yosef. Paling sepi ketika bulan puasa.Dengan 10 permintaan di awal tahun, Yosef melihat bisnis dekorasi pernikahan punya prospek bagus. "Orang Indonesia membuat resepsi pernikahan mengatasnamakan kebersamaan, mereka mengundang saudara serta kawan-kawannya. Makanya, bujet pernikahan di Indonesia amat besar," katanya.Kalau Yosef menawarkan aneka gaya dekorasi modern, Amagus Flora menyiapkan bermacam gaya tradisional. Dekorator yang berlokasi di Ciledug, Tangerang ini menyediakan gaya Jawa, Padang, dan Kalimantan. "Permintaan dekorasi gaya tradisional mencapai 80%, sisanya gaya modern," Aji Tunggul Laksono, pemilik Amagus Flora yang telah membuka usaha dekorasinya selama enam tahun.Aji mematok tarif dekorasi perkawinan gaya tradisional mulai Rp 10 juta sampai Rp 50 juta. Setiap paket mencakup dekorasi ruangan, pelaminan, meja prasmanan, dan meja penerima tamu. Tak hanya resepsi pernikahan, ia juga melayani permintaan mendekor ruangan untuk proses siraman.Sejak awal Januari lalu, Amagus Flora sudah mendapat dua pesanan dekorasi perkawinan, masing-masing untuk resepsi yang akan digelar Maret dan Juni nanti. Aji bilang, Amagus Flora menjerat calon pasangan pengantin dengan cara membuka peluang negosiasi tarif. "Kita pun harus jujur dengan klien, bila mereka ingin satu tema, perincian bahan dan jasa kita hitung di depan klien," tutur pria berusia 36 tahun ini.Untuk bahan-bahan dekorasi, Aji memperoleh dari pelbagai tempat. Ia membeli bunga di Pasar Bunga Rawabelong, Jakarta Barat. Aksesori di pelaminan seperti gebyok, ia dapat dari Jepara, Jawa Tengah. Adapun, rotan ia bawa langsung dari Cirebon, Jawa Barat. Semua bahan-bahan itu kemudian Aji rancang sendiri sedemikian rupa sesuai dengan paket. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Menghias keuntungan dari mendekor tempat resepsi perkawinan
Awal tahun menumbuhkan harapan baru bagi dekorator perkawinan. Pesanan untuk menghias tempat resepsi satu per satu mulai berdatangan. Asal bisa membaca tren pasar, dekorator pernikahan bisa menjadi usaha yang sangat menguntungkan. Sekali mendekor tempat resepsi perkawinan, pelaku usaha ini bisa mengantongi omzet hingga Rp 100 juta.Tahun baru saja berganti, tapi 10 permintaan mendekorasi ruang resepsi dan pelaminan perkawinan sudah menyambangi Fothel Art. Bahkan, salah satu order yang datang ke dekorator pernikahan yang berlokasi di kawasan Kedoya, Jakarta Barat ini untuk hajatan perkawinan yang akan digelar November nanti.Fothel Art tak hanya menawarkan dekorasi dengan aneka gaya saat pesta perkawinan. Perusahaan ini juga menawarkan dekorasi saat pemberkatan di gereja dan ijab kabul di masjid atau di rumah. Di samping itu, mereka juga siap mendekor acara perusahaan dan pesta ulang tahun.Untuk dekorasi perkawinan pilihannya beragam dan tergantung permintaan pasangan yang akan menikah. "Gaya modern seperti konsep taman kami siap, bahkan ada pasangan yang pernah minta fairytales," kata Yosef Mario Chalim, pemilik Fothel Art.Bagaimana Yosef akhirnya berkecimpung dalam dunia dekor-mendekor perkawinan ini? Awalnya, ia hanya membantu kawan yang kerap menerima pesanan mendekorasi perkawinan. Akhirnya, dia membuka usaha sendiri pada 1998 dengan mendirikan Fothel Art.Bermodalkan pengalaman membantu temannya ditambah belajar secara otodidak, Yosef memulai usaha ini. "Saya sering membaca rancangan pernikahan dari majalah luar negeri, juga jalan-jalan keliling Jakarta dan luar Jakarta untuk mencari ide dan perlengkapan," ujarnya.Yosef terlebih dulu akan mendengarkan keinginan konsep dekorasi dari pasangan yang datang. Setelah itu, ia mengeluarkan koleksinya. Kalau ada yang tertarik tetapi ingin menambah dan mengurangi rincian dekorasi, ia mempersilakan. "Konsep dekorasi pada akhirnya tergantung keinginan dan dana pasangan yang mau menikah," kata dia.Soal harga, ditentukan di akhir negosiasi. "Keunggulan Fothel Art ada di negosiasi, saya tidak ingin memaksakan kehendak saya. Kalau ingin tema mewah padahal bujet sedikit, itu bisa dinegosiasikan," ungkap Yosef.Tarif dekorasi yang ditawarkan Yosep mulai Rp 12 juta hingga Rp 100 juta. Tetapi, permintaan paling banyak ada di kisaran Rp 20 juta. Itu sudah termasuk dekorasi untuk meja prasmanan dan VIP area. Lantaran dekorasi pernikahan adalah jualan seni, kreativitas untuk mencari konsep-konsep baru nan unik termasuk bahan-bahan dekorasi menjadi syarat utama. Makanya, Yosef juga sudah punya jaringan kerjasama dengan pemilik kebun bunga di Jawa Barat.Ia juga memiliki langganan tukang besi dan kayu untuk material dekorasi. "Saya bekerjasama dengan tukang ukir, sehingga bisa tercipta pelaminan model istana dari stereofoam," ujar Yosef.Untuk mendekorasi, Yosef mempekerjakan 10 hingga 12 orang. Biasanya mereka mendekorasi semalaman penuh. Tapi, "Pernah saya mempekerjakan 35 orang untuk membuat dekorasi pernikahan fairytales senilai Rp 100 juta di Pacific Place, Jakarta. Kami masuk hotel sejak Jumat malam untuk pernikahan yang diadakan Sabtu sore," paparnya. Saban bulan, minimal ada satu permintaan dekorasi pernikahan mampir ke tangan Yosef. Paling sepi ketika bulan puasa.Dengan 10 permintaan di awal tahun, Yosef melihat bisnis dekorasi pernikahan punya prospek bagus. "Orang Indonesia membuat resepsi pernikahan mengatasnamakan kebersamaan, mereka mengundang saudara serta kawan-kawannya. Makanya, bujet pernikahan di Indonesia amat besar," katanya.Kalau Yosef menawarkan aneka gaya dekorasi modern, Amagus Flora menyiapkan bermacam gaya tradisional. Dekorator yang berlokasi di Ciledug, Tangerang ini menyediakan gaya Jawa, Padang, dan Kalimantan. "Permintaan dekorasi gaya tradisional mencapai 80%, sisanya gaya modern," Aji Tunggul Laksono, pemilik Amagus Flora yang telah membuka usaha dekorasinya selama enam tahun.Aji mematok tarif dekorasi perkawinan gaya tradisional mulai Rp 10 juta sampai Rp 50 juta. Setiap paket mencakup dekorasi ruangan, pelaminan, meja prasmanan, dan meja penerima tamu. Tak hanya resepsi pernikahan, ia juga melayani permintaan mendekor ruangan untuk proses siraman.Sejak awal Januari lalu, Amagus Flora sudah mendapat dua pesanan dekorasi perkawinan, masing-masing untuk resepsi yang akan digelar Maret dan Juni nanti. Aji bilang, Amagus Flora menjerat calon pasangan pengantin dengan cara membuka peluang negosiasi tarif. "Kita pun harus jujur dengan klien, bila mereka ingin satu tema, perincian bahan dan jasa kita hitung di depan klien," tutur pria berusia 36 tahun ini.Untuk bahan-bahan dekorasi, Aji memperoleh dari pelbagai tempat. Ia membeli bunga di Pasar Bunga Rawabelong, Jakarta Barat. Aksesori di pelaminan seperti gebyok, ia dapat dari Jepara, Jawa Tengah. Adapun, rotan ia bawa langsung dari Cirebon, Jawa Barat. Semua bahan-bahan itu kemudian Aji rancang sendiri sedemikian rupa sesuai dengan paket. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News