KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian telah mengusulkan relaksasi pajak pembelian mobil baru atau pemangkasan pajak kendaraan bermotor (PKB) menjadi sebesar 0% kepada Kementrian Keuangan. Dalam usulannya, keringanan pajak mobil ini diberikan sampai Desember 2020. Harapannya, aturan ini bisa mendorong penjualan mobil yang sempat anjlok 89% pada April 2020. Jika usulan Kemenperin ini disahkan, maka harga mobil baru bisa lebih murah. Tentunya ini merupakan angin segar bagi emiten otomotif di kala daya beli masyarakat merosot akibat pandemi.
Saat usulan ini dipublikasikan Rabu (16/8) lalu, respons pasar cukup positif. Lihat saja pergerakan harga saham otomotif. Pada hari itu, saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) naik 6,47%. Tentu Anda tahu, IMAS merupakan emiten yang bergerak bisnis penjualan otomotif. Produk-produk yang ditawarkan meliputi jenis kendaraan bermotor roda dua, kendaraan bermotor roda empat, bus, truk dan alat berat. IMAS melalui anak-anak perusahaannya memegang lisensi sejumlah merek mobil ternama, seperti Audi, Datsun, Foton, Hino, Nissan, Renault, Suzuki, Volkswagen dan Volvo Bus. IMAS juga melayani purna jual, serta usaha pendukung lainnya.
IMAS mencatatatkan rugi Rp 403,8 miliar pada semester I-2020, turun dibanding semester I-2019 yang mencatatkan laba Rp 460,9 miliar. Pendapatan IMAS sebesar Rp 4,2 triliun, turun 36% dibandingkan dengan pendapatan semester I-2019. Segmen penjualan mobil IMAS turun 50% pada semester I-2020 menjadi Rp 2,4 triliun. Total Utang IMAS pada semester I-2020 sebesar Rp 36,5 triliun, turun 3,6% dibandingkan dengan semester I-2019. Rasio utang dibanding modal IMAS saat ini dapat dikatakan tinggi, mencapai 4,1 kali. Sedangkan rasio utang dengan aset sebesar 0,8 kali, masih di bawah batas wajar, yaitu 1 kali. Untuk valuasi, PBV IMAS saat ini 0,33 kali.
Sentimen pajak mobil 0% mendorong pergerakan saham IMAS. Pada 16 September lalu, saham IMAS
breakout dari
resistance di 705.
Breakout ini diikuti dengan peningkatan volume yang signifikan dibandingkan dengan volume sebelumnya. Hal ini mengindikasikan penguatan harga lebih lanjut untuk saham IMAS. Kami menilai kebijakan pajak mobil 0% tidak serta merta akan meningkatkan penjualan mobil domestik jika pandemi masih belum tertangani dan PSBB masih diberlakukan. Sebab hal tersebut mempengaruhi daya beli masyarakat. Maka dari itu, kami tidak mereferensikan IMAS untuk investasi saat ini dan lebih mereferensikan untuk
trading. EMTrade membeli IMAS pada Rabu (16/9) di harga Rp 775 dengan pertimbangan saham IMAS telah
breakout dari
resistance dan juga MA 200, diikuti dengan peningkatan volume yang tinggi. Untuk saat ini lebih baik tidak terlalu agresif di pasar, karena IHSG masih rawan koreksi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Harris Hadinata