JAKARTA. Bulan ini, Bank Indonesia masih menerapkan suku bunga rendah dengan menahan bunga acuan atau BI
rate sebesar 6,5%. Tapi, para analis memprediksi BI
rate akan mulai menanjak naik ketika memasuki awal semester kedua nanti. Jika bunga acuan naik, ada sejumlah bank yang bakal terkena dampak negatif. Salah satunya adalah PT Bank Danamon Tbk (BDMN). Maklum, bank ini gencar menghimpun dana pihak ketiga (DPK) dalam bentuk deposito. Sampai akhir 2009, porsi deposito sebesar 66,72% dari total DPK Danamon yang mencapai Rp 76,61 triliun. Adapun dana murah dalam bentuk tabungan hanya Rp 15 triliun.
Meski demikian, manajemen BDMN bilang, kualitas pendanaannya meningkat secara substansial dari tahun sebelumnya. "Hal ini ditunjukkan melalui peningkatan rasio giro dan tabungan (CASA) terhadap DPK sebesar 33%," ujar Direktur BDMN, Vera Eve Lim, dalam pernyataan tertulisnya belum lama ini. Kredit naik Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Joseph Pangaribuan, melihat, Bank Danamon bakal menggenjot volume dana murahnya dari semula 33% menjadi 35%. Hal ini tentu sangat bagus bagi kinerja mereka. "Untuk tabungan, Danamon cukup membayar bunga paling mahal 4% setahun," ujarnya. Sedangkan untuk deposito, BDMN harus membayar lebih mahal lagi. Teguh Hartanto, analis Bahana Securities, menilai, meski BI rate ada kecenderungan naik, hal itu tak akan berdampak signifikan bagi industri perbankan. "Saya kira kenaikan BI rate pada tahun ini hanya 50 basis poin," ujarnya. Dampak kenaikan BI
rate juga diprediksi baru akan terjadi pada tahun depan. Dus, Bank Danamon pun tidak akan mengerek bunga deposito lebih dari 7,5%, seperti yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Alhasil, Teguh masih yakin kinerja saham BDMN masih akan bagus. Analis AAA Securities, Henry Pranoto, juga melihat secara umum kenaikan BI rate belum berdampak signifikan pada tahun ini. "Kalau ke Danamon memang akan negatif, karena dia punya porsi deposito yang besar," ujarnya. Artinya, BDMN harus membayar
cost of fund lebih besar.
Tapi, Teguh memperkirakan kucuran kredit BDMN pada tahun ini tetap lancar. "Kreditnya bisa naik 20% dari semula Rp 63,27 triliun." Misalnya, Danamon akan menggenjot kredit UMKM dan konsumsi. "Pasar kredit sepeda motor Rp 90 triliun. Dan mereka bisa main di area situ," imbuh Teguh. Henry juga melihat, angka
non performing loan (NPL) BDMN berpeluang menyusut. Tahun lalu, NPL Danamon sebesar 4,5%. Sampai akhir 2010, NPL bank ini bisa turun jadi 3,5%-4%. Teguh juga menebak, NPL bisa melandai. Melihat harga saham BDMN yang masih tinggi, Teguh dan Henry merekomendasikan tahan saham ini. Teguh menargetkan Rp 5.200 per saham dan Henry memasang Rp 4.375 per saham. "Kinerja BDMN di tahun 2009 masih mengecewakan," kata Henry. Adapun Bonny B. Setiawan, analis Danareksa Sekuritas menyarankan beli saham ini dengan target harga Rp 6.850 per saham. Kemarin (8/3), harga saham BDMN naik 1,92% menuju ke posisi Rp 5.300 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Test Test