KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (
ACES) diperkirakan semakin baik pasca menyetop perjanjian lisensi dengan Ace Hardware International Holdings Ltd. Research Analyst Phintraco Sekuritas, Muhamad Heru Mustofa menilai dampak hal tersebut dalam jangka pendek akan mempengaruhi arus kas ACES. Maklum, ACES tengah mempersiapkan untuk melakukan peluncuran identitas merek baru atau
rebranding yang dijadwalkan akan diperkenalkan pada awal tahun 2025. Dus, langkah
rebranding tersebut dapat menimbulkan beberapa implikasi, baik terhadap arus kas maupun fundamental perusahaan.
"Kami menilai bahwa langkah
rebranding berpotensi memerlukan investasi awal yang cukup signifikan, seperti pengeluaran untuk promosi merek baru, perbaikan tampilan toko, serta potensi perubahan strategi pemasaran. Sehingga kondisi tersebut dapat meningkatkan belanja modal dalam jangka pendek dan membebani arus kas perusahaan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (23/10).
Baca Juga: BRI Danareksa Sekuritas Pertahankan Rating Buy ACES, Simak Ulasannya Meski begitu, tekanan itu dapat teratasi dengan baik. Sebab, cadangan kas dan setara kas ACES cukup kuat, sebesar Rp 2,72 triliun pada semester I 2024, atau tumbuh 17,71% secara tahunan atau
Year on Year (YoY). Dari sisi fundamental, dia juga berpandangan jika
rebranding ACES berhasil dan mampu diterima dengan baik oleh pasar, maka ACES berpotensi memperkuat posisinya di pasar. Dus, langkah tersebut dapat memberikan kendali lebih atas strategi produk tanpa keterikatan pada lisensi tertentu. "Dengan adanya pemutusan lisensi tersebut, maka perusahaan dapat mengurangi pembayaran royalti atau biaya terkait lisensi sehingga kondisi tersebut berpotensi meningkatkan profitabilitas ACES," paparnya.
Baca Juga: Saham Consumer Cyclical dalam Tren Menguat, Simak Prospek dan Rekomendasi Sahamnya Analis Maybank Sekuritas Indonesia Jocelyn Santoso turut berpandangan
rebranding toko ACES pada Januari 2025 tidak akan mengubah lintasan pertumbuhannya yang tinggi. Maklum, ACES berencana merenovasi semua 240 toko dengan desain modern yang akan membantu mewujudkan prakiraan pertumbuhan penjualan dalam tiga tahun ke depan. Jocelyn memperkirakan pada tahun 2025 ACES bisa membukukan kenaikan penjualan 12% secara tahunan. Dia pun memperkirakan pertumbuhan penjualan masing-masing 13% dan 14% dan di 2026 dan 2027. Proyeksi itu berdasarkan dari preferensi belanja generasi muda, berusia 20-34 tahun (sekitar 66,9 juta orang) yang merupakan 31% dari populasi yang preferensi belanjanya berubah dengan cepat. Hitungan Maybank Sekuritas, belanja modal tambahan di tahun 2025 dan 2026 minimal Rp 30 miliar. Belanja modal itu, kata Jocelyn, untuk biaya pemasangan papan nama baru di toko-toko, karena beralih dari merek Ace Hardware. Dia meyakini profil keuangan ACES tetap kuat karena Jocelyn memperkirakan arus kas bebas alias
free cash flow (FCF) di tahun 2025-2026 yang sebesar Rp 461 miliar dan Rp 550 miliar. "Angka tersebut jauh lebih kecil dari arus kas bebas pada semester I tahun 2024 sebesar Rp 609 miliar," papar dia.
Baca Juga: Jelang Tutup Tahun, Kinerja Emiten Barang Non Konsumsi Bisa Mendaki Hal baik lain dari ACES adalah jumlah saham beredar alias
free float ACES meningkat menjadi 40,03% pada September 2024 dari 39,86%. Jocelyn menyebut telah memperhitungkan hal itu dengan mengasumsikan tarif pajak efektif pada tahun 2024-2026 yang lebih rendah sebesar 19% dari 20% sebelumnya. Hal tersebut meningkatkan perkiraan laba bersih ACES menjadi Rp 924 miliar di 2024. Laba ACES akan terus meningkat pada tahun depan menjadi Rp 1,09 triliun dan Rp 1,32 triliun pada tahun 2026. "Berdasarkan insentif pajak penghasilan badan pemerintah untuk perusahaan yang terdaftar, ACES akan berhak atas tarif pajak yang lebih rendah sebesar 19% karena membatalkan 0,17% dari saham treasurinya, yang mengakibatkan
free float yang lebih tinggi," terang Jocelyn. Dia menambahkan, meningkatnya jumlah saham beredar bebas juga akan meningkatkan likuiditas saham, yang seharusnya berdampak positif terhadap kinerja harga saham ACES.
Baca Juga: IHSG Lanjutkan Fase Bullish di Akhir Pekan, Cek Saham yang Banyak Diborong Asing Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Abyan H. Yuntoharjo menilai dalam jangka panjang langkah
rebranding ACES akan memberikan kontribusi yang berarti bagi ekspansi margin. Meskipun terdapat potensi risiko bahwa ACE Hardware International Holdings, Ltd dapat bermitra dengan peritel perlengkapan rumah tangga lainnya. "Namun manajemen tetap percaya diri, dengan menilik tantangan historis yang dihadapi oleh peritel yang berbasis di Amerika Serikat dalam mempertahankan pijakan di pasar Indonesia," sebut Abyan. Di sisi lain, MR. DIY dirumorkan akan IPO. Meski begitu, Abyan menilai secara tidak langsung dapat menguntungkan ACES lantaran karena valuasi MR. DIY diperkirakan akan jauh lebih tinggi. Selain itu, meskipun keduanya berada di bidang perbaikan rumah, ACES dan MR. DIY melayani segmen pasar yang sangat berbeda. Ukuran harga rata-rata ACES berkisar antara Rp 400 - Rp 600 ribu, sedangkan MR. DIY di bawah Rp 100.000, menyoroti perbedaan daya beli dan perilaku konsumen.
Baca Juga: Rebranding, Kinerja Aspirasi Hidup Indonesia (ACES) Bakal Melaju Kencang Abyan mengambil contoh dari pemeriksaan lapangannya baru-baru ini di gerai Jatiwaringin. ACES beroperasi tepat di seberang gerai MR. DIY, dan meskipun letaknya berdekatan tetapi gerai ACES terus berkembang, tanpa ada dampak yang terlihat dari pesaing 'langsung'. "Kami tidak mengharapkan kehadiran MR. DIY akan mempengaruhi penjualan ACES secara signifikan," kata dia.
Karenanya, ia memproyeksikan pendapatan ACES di tahun 2024 mencapai Rp 8,54 triliun atau tumbuh 12,22% dari realisasi tahun 2023 sebesar Rp 7,61 triliun. Adapun laba bersih diproyeksikan sebesar Rp 890 miliar, tumbuh 16,49% dari tahun 2023 sebesar Rp 764 miliar. Karenanya, Mirae Asset Sekuritas Indonesia mempertahankan rating
buy dengan target harga Rp 1.100. Lalu Maybank Sekuritas turut mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga Rp 950, sementara Phintraco Sekuritas merekomendasikan
hold/trading buy dengan target Rp 975 per saham-Rp 1.000 per saham. "Risiko penurunan dari ACES adalah depresiasi rupiah yang signifikan dan margin SSSG dan atau EBIT yang lebih rendah dari yang diharapkan," tutup Jocelyn. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati