Mengingat Indonesia



Musim kampanye resmi dimulai kemarin. Sampai tanggal 13 April tahun depan, para pasangan calon presiden dan wakil presiden, serta para calon anggota DPR, DPD dan DPRD akan sibuk mempromosikan berbagai program kerja dan janji-janji bila mereka terpilih kelak.

Kemarin, para pasangan calon presiden dan wakil presiden serta partai politik dan organisasi pendukung para calon tersebut mengikuti deklarasi kampanye damai. Memang, deklarasi yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) tersebut diwarnai insiden yang kurang mengenakkan.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kemarin meninggalkan acara deklarasi saat acara tersebut masih berlangsung. SBY beserta istri dan kedua anaknya memilih walk out dari acara tersebut karena merasa diperlakukan tidak adil.


Kejadian ini lantas memicu reaksi dari kedua kubu calon presiden dan calon wakil presiden tersebut. Beberapa petinggi Partai Demokrat menilai pendukung Joko Widodo melakukan hal yang tidak semestinya dan meminta KPU bertanggungjawab atas pelanggaran tersebut. Mereka juga meminta pendukung Jokowi meminta maaf. Sebaliknya, kelompok pendukung Jokowi tentu merasa tidak melakukan kesalahan dan menolak meminta maaf.

Kondisi ini lantas memicu debat panas di antara warganet, terutama yang menjadi die hard fans dari para pasangan capres dan cawapres. Tak lama setelah deklarasi kampanye damai usai, di dunia maya justru terjadi saling serang antara pendukung masing-masing pasangan capres dan cawapres.

Memang, tidak semua pendukung ikut saling serang. Ada beberapa pendukung masing-masing capres dan cawapres justru berusaha mengingatkan rekan-rekan mereka agar tidak terseret debat kusir di media sosial. Toh, tetap saja jagad dunia maya ramai akibat saling serang antara kedua pendukung pasangan capres dan cawapres.

Semua ini terjadi di hari pertama kampanye. Padahal, kampanye bakal berlangsung hingga tujuh bulan ke depan. Tentu bakal tidak nyaman kalau setiap hari terjadi perdebatan panas soal capres dan cawapres jagoan masing-masing.

Belum lagi kalau perdebatan tersebut diikuti dengan penyebaran hoax. Perlu diingat, pemilihan umum bukan sekadar soal Jokowi atau Prabowo. Hasil pemilu nantinya akan menentukan masa depan Indonesia. Jadi, mari mengingat Indonesia dalam pemilu ini.•

Harris Hadinata

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi