KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Ukraina, Vlodomyr Zelensky, mengajukan formula perdamaian berisi 10 poin pada KTT G20 di Indonesia bulan November lalu. Rencana ini kembali dipromosikan Zelesnky saat bertemu dengan Presiden AS, Joe Biden, bulan ini. Dalam diskusinya dengan Biden hari Rabu (21/12) pekan lalu, Zelensky mendesak para pemimpin dunia untuk mengadakan KTT Perdamaian Global berdasarkan rencana tersebut. Berikut adalah 10 poin rencana perdamaian Zelensky:
1. Keamanan radiasi dan nuklir Poin ini berfokus pada pemulihan keamanan di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, Zaporizhzhia di Ukraina, yang sekarang diduduki Rusia. 2. Ketahanan Pangan Poin ini akan mencakup upaya untuk melindungi dan memastikan ekspor biji-bijian Ukraina ke negara-negara yang membutuhkan, di antaranya merupakan negara-negara termiskin di dunia. 3. Keamanan Energi Poin ini fokus pada pembatasan harga pada sumber daya energi Rusia serta membantu Ukraina memulihkan infrastruktur listrik mereka yang setengahnya hancu akibat serangan Rusia. 4. Pembebasan Semua Tahanan Individu yang termasuk dalam poin ini adalah tahanan perang dan anak-anak yang dideportasi ke Rusia. 5. Memulihkan Integritas Teritorial Ukraina Pada poin ini Zelensky meminta Rusia menegaskan kembali wilayah Ukraina seusai dengan Piagam PBB. Zelensky meminta tidak ada negosiasi pada di sini. 6. Penarikan Pasukan Rusia dan Penghentian Permusuhan Poin ini juga akan memastikan pemulihan keamanan di perbatasan Ukraina dan Rusia. 7. Keadilan Poin ini mencakup pembentukan pengadilan khusus untuk mengadili kejahatan perang Rusia. 8. Pencegahan Ekosida Zelensky berharap ada perlindungan pada lingkungan yang hancur selama perang. Dalam prosesnya akan ada program penghapusan ranjau dan pemulihan fasilitas pengolahan air. 9. Pencegahan Eskalasi Konflik Pasca damai, jika benar-benar terjadi, Zelensky berharap akan ada arsitektur keamanan di ruang Euro-Atlantik, yang di dalamnya mencakup jaminan keamanan untuk Ukraina. 10. Konfirmasi Berakhirnya Perang Pernyataan berakhirnya perang ini harus tertuang dalam dokumen yang ditandatangani oleh pihak-pihak yang terlibat. Zelensky terus mempromosikan 10 poin rencana perdamaian tersebut kepada para sekutunya di Barat. Zelensky mendesak para pemimpin negara-negara Kelompok Tujuh (G7) untuk mendukung gagasan KTT Perdamaian Globalnya di musim dingin.
Baca Juga: Kremlin: Perdamaian dengan Ukraina Bisa Terjadi, Tapi Harus Ada Aneksasi Ditolak Rusia
Rencana perdamaian Zelensky tersebut ditolak oleh Rusia, terutama pada salah satu poin yang mengatur pengembalian wilayah.
Dilansir dari
Reuters, Kremlin pada hari Selasa (27/12) menegaskan kembali bahwa mereka tidak akan menyerahkan wilayah yang telah diambil paksa, yang luasnya sekitar seperlima dari Ukraina. Bulan September lalu Rusia mendeklarasikan wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia sebagai bagian dari wilayahnya melalui referendum, walaupun sebenarnya Rusia tidak sepenuhnya menguasai salah satu dari empat wilayah tersebut. Kremlin pada hari Rabu (28/12) menolak rencana perdamaian berisi 10 poin yang diajukan Presiden Ukraina, Vlodomyr Zelensky. Otoritas Rusia meminta agar empat wilayah Ukraina yang mereka rebut harus tetap menjadi milik Rusia. "Tidak ada rencana perdamaian untuk Ukraina yang tidak memperhitungkan realitas hari ini mengenai wilayah Rusia, dengan masuknya empat wilayah ke Rusia. Rencana yang tidak mempertimbangkan realitas ini tidak dapat damai," kata Peskov seperti dikutip Reuters.