Mengintip cuan dari pembagian dividen BUMN



JAKARTA. Sejumlah emiten BUMN bersiap menyisihkan laba bersih dalam bentuk dividen tunai. Misalnya dua emiten bank pelat merah, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Kedua emiten akan membagikan dividen 25% dari laba bersih. Rasio dividen terhadap laba bersih itu berkurang dari sebelumnya 30%. Para analis tetap merekomendasikan akumulasi saham BUMN yang akan menebar dividen, karena memiliki prospek jangka panjang yang menarik.

BMRI misalnya, akan menyebar dividen tunai Rp 4,96 triliun atau 25% dari laba bersih 2014. Setiap pemilik satu saham akan mendapat dividen tunai Rp 212,91. Mengacu harga saham BMRI Rp 12.175 per saham, maka dividend yield BMRI hanya 1,75%.


Adapun BBNI akan mengguyur dividen tunai Rp 2,69 triliun. Dengan kata lain, dividen yang disebar mencapai Rp 144,54 per saham. Dengan harga saham Rp 7.000 per saham, BBNI menawarkan dividend yield lebih tinggi, yakni 2,06%. BBRI maupun BMRI akan membayarkan dividen pada 17 April 2015.

Berbeda dengan kedua bank itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menyetujui pembagian dividen lebih besar, yakni 30% dari laba bersih atau Rp 7,27 triliun. Per akhir 2014, BBRI mendulang laba Rp 24,24 triliun.

Selain emiten bank, emiten BUMN infrastruktur, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) akan menebar dividen sebesar 35% dari laba bersih 2014. Tahun lalu, JSMR mengantongi laba Rp 1,4 triliun. Dus, jumlah dividen yang akan dibagikan Rp 491,2 miliar atau Rp 72,24 per saham. Dividend yield JSMR berkisar 1%

Marisa Wijayanto, analis Buana Capital, menilai, dari sisi emiten, pengurangan dividen cukup positif, sehingga mendorong permodalan. "Sehingga, meski dividen beberapa emiten BUMN dikurangi, prospeknya masih bisa positif, karena dana ekspansinya menjadi lebih besar," ujar dia, Senin (23/3).

Menurut Marisa, kebanyakan emiten BUMN memang memberikan dividend yield kecil. Namun, capital gain emiten BUMN biasanya tinggi. Marisa menyukai BBNI yang masih murah dan memberikan dividend yield lebih tinggi ketimbang emiten bank yang lain.

Analis Phintraco Securities, Setiawan Effendi menilai, investor tetap bisa memanfaatkan pembagian dividen sebelum tanggal cum dividend. Misalnya, saat cum dividend BBNI pada hari ini (24/3), investor bisa mengakumulasi saham dan melepasnya sehari kemudian, sebelum saham itu terkoreksi. "Jadi gain dari dividen bisa didapat," ujar dia.

Sebelum membeli saham, menurut Setiawan, investor sebaiknya melihat prospek fundamental dan valuasi emiten di jangka panjang. Misalnya, valuasi JSMR sudah terlampau tinggi dengan price earning ratio (PER) 34 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa