Mengintip Dampak Tren Pelemahan Rupiah Terhadap Kinerja Emiten



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih loyo. Meskipun pada Senin (29/1) tercatat menguat tipis, tetapi rupiah masih dekat dekat level Rp 16.000 per dolar AS.

Pada awal pekan rupiah spot ditutup di level Rp 15.810 per dolar AS, menguat 0,09% dari akhir pekan lalu yang ada di Rp 15.825 per dolar AS.

Sementara rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ada di level Rp 15.825 per dolar AS pada Senin (29/1). Rupiah di Jisdor BI ini menguat 0,02% dari akhir pekan lalu yang ada di Rp 15.829 per dolar AS.


Pelemahan rupiah ini mempengaruhi sejumlah kinerja sejumlah emiten yang bisnisnya menggunakan mata uang dolar AS.

Baca Juga: Potensi Merger EXCL dan FREN Bakal Mengganggu Industri Menara Telekomunikasi

PT Astra International TBK (ASII) misalnya memiliki sejumlah lini bisnis yang transaksinya menggunakan dolar AS, khususnya di lini bisnis otomotif, batu bara, dan kelapa sawit.

Head of Corporate Investor Relation Astra International Tira Ardianti menyampaikan, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS memiliki dampak yang bervariasi terhadap bisnis-bisnis Astra.

Bisnis Astra terkait otomotif, yang mana masih ada eksposur bahan baku impor, akan terdampak negatif. Namun, beberapa entitas otomotif Astra juga melakukan ekspor dan memiliki posisi kas dalam mata uang USD yang terdampak positif, sehingga bisa mengompensasi dampak negatif yang ada. 

“Sementara, bisnis Astra yang berbasis komoditas dan melakukan aktivitas ekspor, yaitu batu bara dan kelapa sawit, akan terdampak positif,” ujarnya kepada Kontan, Senin (29/1).

Tira menuturkan, ASII akan terus memonitor pergerakan rupiah terhadap dolar AS dan juga potensi dampaknya terhadap bisnis Perseroan.

Di sisi lain, ASII juga berencana akan mengembangkan bisnis ke sektor baru, seperti bisnis layanan kesehatan.

“Ini tercermin dari investasi kami di Halodoc dan Rumah Sakit Hermina. Kami juga berinvestasi di renewable energy,” tuturnya.

Baca Juga: Kinerja Operasional RMK Energy (RMKE) Ciamik Sepanjang Desember 2023

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengakui pelemahan rupiah tidak berpengaruh pada operasional Adaro. Sebab,  pinjaman dan sebagian besar biaya pendapatan dan/atau pengeluaran operasional perseroan sudah dalam bentuk dolar AS.

”Sehingga, secara tidak langsung merupakan natural hedging terhadap pergerakan valuta asing,” ujar Head of Corporate Communication ADRO Febriati Nadira kepada Kontan, Senin (29/1).

Editor: Tendi Mahadi