Keunggulan ICBM Hwasong-18 - Korea Utara pada hari Senin (18/12) kembali melakukan uji coba peluncuran rudal. Kali ini rudal yang meluncur adalah Hwasong-18, sebuah rudal balistik antar-benua (ICBM) yang dipercaya mampu menjangkau Amerika Serikat. Media resmi Korea Utara,
KCNA, mengatakan bahwa uji coba ICBM terbaru ini menunjukkan keinginan kuat mereka untuk memberikan balasan.
KCNA juga mengkritik perilaku "gangster" dari militer AS dan Korea Selatan karena meningkatkan ketegangan melalui latihan, unjuk kekuatan, dan perencanaan perang nuklir.
Baca Juga: Korea Utara: Menerima Bantuan Asing Sama Seperti Memakan Permen Beracun "Angkatan bersenjata DPRK (Korea Utara) akan sepenuhnya menetralisir upaya AS dan pasukan bawahannya untuk memicu perang nuklir dan dengan demikian menjamin perdamaian dan keamanan di semenanjung Korea," kata seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Utara, dikutip
Yonhap. Korea Utara juga mengkritik pertemuan tingkat tinggi antara pejabat AS dan Korea Selatan pekan lalu untuk membicarakan peningkatan respons terhadap ancaman nuklir dan latihan militer gabungan. Pada hari Minggu (17/12), kapal selam bertenaga nuklir AS, USS Missouri, tiba di pelabuhan Busan di Korea Selatan. Kapal ini dikerahkan sebagai bagian dari perjanjian Washington dengan Seoul untuk meningkatkan kesiapan pertahanan.
Baca Juga: Dewan Keamanan PBB Gelar Rapat Darurat Pasca Peluncuran ICBM Korea Utara Kemampuan Hwasong-18
Korea Utara pada hari Selasa (19/12) mengonfirmasi bahwa ICBM yang mereka uji coba kali ini adalah Hwasong-18. Hwasong-18 pertama kali terbang pada bulan April 2023 dan menjadi ICBM Korea Utara pertama yang menggunakan bahan bakar padat, yang memungkinkan penyebaran rudal lebih cepat selama perang.
KCNA menjelaskan, pada uji coba hari Senin Hwasong-18 mencapai ketinggian 6.518 km dan terbang sejauh 1.002 km. Mereka juga mengklaim Hwasong-18 mampu mengenai sasaran yang dituju secara akurat. ICBM dengan bahan bakar padat adalah salah satu senjata teknologi tinggi utama yang dijanjikan akan dibangun oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. ICBM dengan bahan bakar padat ini sempat terlihat pada parade militer Korea Utara awal bulan Februari lalu. Saat itu, jenis rudal baru ini muncul bersamaan dengan 11 unit ICBM Hwasong-17 yang jadi andalan.
Baca Juga: Korea Utara Sudah Lakukan Uji Coba Rudal Balistik (ICBM) dengan Bahan Bakar Baru Sebagian besar rudal balistik milik Korea Utara menggunakan bahan bakar cair yang mengharuskannya diisi dengan bahan bakar di lokasi peluncurannya. Proses itu memakan banyak waktu dan jelas akan memberikan kerugian di situasi perang.
Mengembangkan ICBM berbahan bakar padat telah lama menjadi target militer Korea Utara. Bahan bakar jenis ini dianggap bisa membuat rudal nuklirnya lebih sulit dilacak dan dihancurkan. Pada hari Senin, Korea Selatan dan Jepang mengatakan bahwa Hwasong-18 mampu mengenai wilayah Amerika Serikat. Lintasan ICBM yang tinggi dan waktu penerbangan yang mencapai 74, dianggap kompatibel dengan jangkauan operasional hingga 15.000 km jika diluncurkan pada lintasan standar yang lebih datar, sehingga seluruh daratan Amerika Serikat dapat dijangkau. Korea Selatan mengatakan, Hwasong-18 terbang dengan lintasan tinggi dan mendarat di laut sebelah barat pulau Hokkaido, Jepang.