Mengintip keunggulan pabrik baru SMGR



JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) bakal terus memperkuat portofolionya sebagai pemimpin pasar industri semen. Hal ini ditunjukan dengan mulai dijalankannya proyek pembangunan pabrik Indarung VI Semen Padang.Lantas, apa yang menjadi pembeda pabrik ini dibanding dengan kelima pabrik lamanya? Jelas, pabrik ini memperhatikan aspek hijau (green) yang masih menjadi isu terhangat selama ini.Pabrik Indarung VI menggunakan peralatan terkait dust dan gas emisi seperti bag filter, Electrostatic Preciptator (EP) serta peralatan pengendalian emisi lainnya, mengacu kepada pabrik dengan teknologi berbasis ramah lingkungan.Dengan menggunakan peralatan tersebut, emisi udara jauh di bawah ambang batas, yakni 30 mg/Nm3. Ini sesuai dengan Keputusan Menteri LH No. 13 Tahun 1995  ambang batas maksimum 80 mg/Nm3."Dulu 150 mg/Nm3, kami tekan lagi jadi 100 mg/Nm3, sekarang tekan lagi jadi 30 mg/Nm3," tandas Dwi Soetjipto, Direktur Utama SMGR, (26/5).Selain itu, pabrik Indarung VI menggunakan tata kelola sumber daya air dengan membangun recirculation, dan water reservoir, penanganan limbah. Dalam operasionalnya, pabrik ini juga bakal mengoptimalkan penggunaan bahan bakar fosil serta meningkatkan penggunaan bahan bakar alternatif, dan area hijau sebanyak 30 % dari luas areal pabrik dan membangun green belt.Semua pembangunan infrastruktur tersebut diperkirakan bakal menelan biaya sekitar Rp 3,5 triliun. Namun, biaya ini bisa saja berubah sewaktu-waktu tergantung posisi pergerakan rupiah.Maklum, dalam pengerjaannya, SMGR juga menggandeng FL Smidth Denmark,  Takraf Jerman, Thyssenkrupp Jerman, Claudius Peter Jerman serta beberapa vendor ternama lainnya, yang dibagi melalui beberapa paket peralatan.Sementara, pelaksanaan Engineering, Procurement, Construction dan Commisioning (EPCC) sepenuhnya dikelola secara maksimal oleh personal Semen Padang. "Dengan cara ini diharapkan proses  learning dan  transfer of knowledge serta  transfer of technology bisa berjalan secara efektif di perusahaan," pungkas Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie