Mengintip lima rangkuman penting hari ini!



JAKARTA. Berikut adalah sejumlah isu penting yang sayang jika Anda lewatkan. - Posisi rupiahKurs rupiah menguat tipis. Di pasar spot, kemarin, pasangan USD/IDR turun 0,008% ke 11.519. Sedangkan di kurs tengah Bank Indonesia, kurs rupiah tak bergerak dari level 11.511. Head Treasury and Capital Market Bank CIMB Niaga, Mika Martumpal mengatakan, penguatan rupiah masih ditopang sentimen surplus neraca perdagangan Indonesia di bulan Maret 2014 dan inflasi yang melandai. Namun, rupiah tak bisa menguat tajam, karena di sisi lain, rupiah juga tertekan rilis data produk domestik bruto (PDB) Indonesia kuartal I-2014 yang di bawah harapan yakni 5,2%. "Meski pertumbuhan ekonomi melambat, tetapi konsumsi belanja masyarakat masih tinggi," kata Mika. Analis PT SoeGee Futures, Nizar Hilmy menilai, minimnya katalis penting dari Amerika Serikat membuat dollar AS cenderung melemah terhadap rupiah. Akibatnya, rupiah bisa kembali menguat, kemarin. - April, transaksi multilateral BBJ jeblok 42,9% Kinerja transaksi multilateral di PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) pada April 2014 meredup. Sepanjang April, bursa berjangka pertama di tanah air itu hanya mencatatkan volume transaksi 17.524 lot. Jumlah tersebut, anjlok 42,9% dibanding bulan sebelumnya, 30.716 lot. Penurunan terjadi pada hampir semua produk multilateral yang diperdagangkan. Koreksi tertajam terjadi pada kontrak kopi, yaitu jeblok hingga 67,2 menjadi 4.624 lot. Diikuti, kontrak emas yang merosot 35,2% menjadi 6.018 lot. Lalu, kontrak kakao yang turun 21,3% menjadi 3.274 lot. Hanya, kontrak olein yang naik 14,5% menjadi 3.608 lot. Direktur PT Bursa Berjangka Jakarta, Bihar Sakti Wibowo mengatakan, penurunan volume transaksi merupakan hal yang lumrah. Ia berdalih, ada kalanya volume transaksi meningkat, atau terkadang transaksi sepi peminat. Secara spesifik, menurut Bihar, penurunan volume transaksi emas sepanjang April disebabkan pergerakan ekstrem harga emas. Ketegangan geopolitik di Ukraina mengakibatkan harga emas naik dan turun cukup tajam. “Namun investor masih optimistis terhadap pergerakan harga emas,” ujar Bihar. Asal tahu saja, produk emas menjadi andalan BBJ selama ini. - Tren yield tinggi penyebab lelang sukuk sepi peminat Tren kenaikan yield surat utang negara (SUN) dalam beberapa pekan terakhir memicu sepinya permintaan pada lelang surat berharga syariah negara (SBSN) alias sukuk pada Selasa (6/5). Maklum, risiko pasar ikut terkerek, seiring dengan kenaikan yield. Dalam lelang, kemarin, permintaan yang masuk hanya Rp 2,83 triliun. Dari empat seri sukuk yang ditawarkan, pemerintah hanya memenangkan tiga seri senilai Rp 935 miliar. Nilai tersebut di bawah target indikatif pemerintah, yaitu senilai Rp 1,5 triliun. Seri bertenor pendek SPN-S 07112014 (new issuance) bertenor enam bulan menjadi favorit investor. Total permintaan yang masuk Rp 1,9 triliun dengan yield terendah 6% dan tertinggi 7%. Pemerintah kemudian menyerap Rp 280 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 6,025%. Adapun, seri PBS006 (reopening) mendapat permintaan Rp 126 miliar, dengan yield terendah 8,18% dan tertinggi 8,62%. Tapi, pemerintah tidak memenangkan permintaan yang masuk untuk seri ini. Analis Millenium Danatama Asset Management, Desmon Silitonga menilai, tren kenaikan yield di pasar sekunder memicu investor meminta yield tinggi dalam lelang sukuk negara. "Peserta lelang minta spread 200-300 basis poin dari yield seri yang sama di pasar sekunder," tuturnya. - Posisi IHSG Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada Selasa (6/5). IHSH turun 0,17% ke level 4.834,47.  Pada perdagangan hari Selasa (6/5), asing mencatatkan net buy sebesar Rp 102,4 miliar sehingga total net buy asing tahun ini Rp 33,78 triliun.Analis Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, pergerakan IHSG masih terpengaruh oleh data perekonomian dalam negeri. Diantaranya adalah data neraca perdagangan, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi.Sedangkan secara global, pergerakan IHSG akan terkena imbas dari Bursa Eropa. "Akan ada rilis indeks manufaktur di negara Eropa yag cukup variatif," kata Reza. Namun, pergerakan Bursa Eropa menurut Reza tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG.- Posisi Wall Street Wall Street masih memberikan sinyal merah pada penutupan transaksi tadi malam (6/5) di New York. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,9% menjadi 1.867,72. Ini merupakan penurunan terbesar dalam tiga pekan terakhir.Sementara itu, Nasdaq Composite Index tergerus 1,4%. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,8% menjadi 16.401,02.Penurunan yang terjadi pada bursa AS dipicu oleh aksi jual saham-saham berbasis internet. Salah satunya adalah saham Twitter Inc yang terjungkal hingga 18%. Selain itu, sektor finansial juga menurun yang dipimpin oleh saham American International Group Inc yang turun 4,1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie