Mengintip Peluang Cuan dari Pasar Surat Utang pada Tahun Depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga di 2024, kinerja pasar surat utang di Indonesia diproyeksikan lebih baik dibandingkan kinerja saham hingga 2024.

Berdasarkan data Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), Indonesia Composite Bond Index (ICBI) mencatatkan pertumbuhan kinerja positif. Sejak awal tahun (YtD), tercatat ada kenaikan 8,07% per Senin (18/12) ke 372,73.

Kenaikan itu sejalan dengan return obligasi pemerintah dan korporasi sepanjang 2023. Hingga Senin (18/12), indeks obligasi negara (INDOBeX Goverment Total Return/INDOBeXG-TR) mencatat kenaikan 8,15% dan indeks obligasi korporasi (INDOBeX Corporate Total Return/INDOBeXC-TR) sebesar 7,29%.


Kinerja pasar surat utang mengungguli kinerja saham. Tercatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya mencetak kenakan 3,93%.

Baca Juga: Danareksa Umumkan Penerbitan Obligasi VIII Tahun 2023,Dorong Transformasi & Sinergi

Economist & Debt Research BRI Danareksa Sekuritas Kefas Sidauruk memproyeksikan kondisi tersebut akan berlanjut hingga 2024.

"Kami proyeksikan kinerja obligasi masih akan mengungguli pasar saham, setidaknya hingga semester I 2024," ujarnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (18/12).

Dijelaskan, hal itu seiring dengan melebarnya spread yield antara SUN 10 tahun dengan US Treasury 10 tahun. Kefas memproyeksikan spread yield akan berkisar 250bps-300bps.

Hal tersebut juga seiring dengan perkiraan pemangkasan suku bunga oleh Fed sebesar 75bps. Sementara pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) dengan skenario terbaik sebesar 50bps.

Adapun cut rate Fed diperkirakan paling cepat pada Maret 2024. Jika hal itu terjadi, diperkirakan BI akan mulai menurunkan suku bunganya pada Juni atau Juli 2024.

"Namun, jika AS resesi maka paling cepat cut rate terjadi di akhir kuartal II," sebutnya.

Karenanya, Kefas menyarankan jika investor ingin mencuil cuan dari pasar obligasi maka sebaiknya masuk sebelum yield turun. Sebab, dengan ekspektasi pasar saat ini maka harga akan price-in dan bisa saja yield sudah mulai turun lebih dulu.

"Ini juga untuk mengejar capital gain," sambungnya.

Baca Juga: Strategi Pemerintah Capai Target Penggalangan Dana dari SBN pada 2024

Head of Economic Research Pefindo Suhindarto mengatakan, untuk prospek penerbitan surat utang di 2024 juga akan tetap semarak. Karenanya, kesempatan menjaring keuntungan di pasar surat utang juga masih cukup besar berkaca dari nilai utang jatuh tempo.

Berdasarkan historis, penerbitan surat utang baru jumlahnya lebih tinggi daripada nilai jatuh tempo.

"Tahun depan untuk surat utang korporasi kemungkinan akan sampai Rp 153,1 triliun yang akan jatuh tempo," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi