KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pendanaan dari industri modal ventura (
venture capital) masih didominasi untuk keberlangsungan perusahaan fintech lending di Tanah Air yang ditaksir nilainya mencapai ratusan miliar rupiah. Ambil contoh, PT Akselerasi Usaha Usaha Indonesia Tbk atau Akseleran, sejak berdiri tahun 2017 total investasi yang didapat perusahaan mencapai US$ 15 juta atau sekitar Rp 235,03 miliar. “Sumber dana kami kebanyakan dari venture capital di antaranya Beenext, Digital Garage Venture, Access Venture, Agaeti Venture, ada juga CCV venture capitalnya Bank BCA,” ujar Group CEO Akseleran, Ivan Nikolas Tambunan kepada KONTAN beberapa waktu lalu.
Lantas bagaimana pendanaan yang dilakukan pemain modal ventura ke industri fintech sejauh ini?
Baca Juga: MDI Ventures Berinvestasi di Lebih dari 6 Perusahaan Per Kuartal III-2023 Perusahaan modal ventura East Ventures menyatakan sebagai investor perusahaan teknologi sejak tahun 2009, perusahaan telah mengikuti perkembangan fintech di Indonesia dan berinvestasi dilebih dari 30 perusahaan portofolio diberbagai lini. “Misalnya, perbankan seperti Hijra (sebelumnya ALAMI), P2P lending KoinWorks, wealth management Komunal, Stockbit, Bibit, Earned Wage Access Kini, Wagely, dan banyak lainnya,” ujar Head of Media and Marketing East Ventures, Pheseline Felim kepada KONTAN, Senin (13/11). Sayangnya, perusahaan tak menyebutkan berapa besaran nilai investasi yang telah dikeluarkan ke industri fintech tersebut. Pheselin mengungkapkan, pihaknya melihat fintech berada pada momentum positif, didukung dengan pertumbuhan pengguna yang tinggi dan peningkatan transaksi digital yang signifikan. “Ini ditandai dengan pendanaan ke sektor fintech yang meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, di mana antara tahun 2021 dan 2022, angka ini meningkat sebesar 83%,” ungkapnya. Pheseline menyebut, fintech di Indonesia telah berevolusi secara dinamis dan mengalami diversifikasi ke berbagai industri vertikal, menjangkau kota-kota tier dua dan tiga serta menjawab kebutuhan finansial di startup maupun UMKM.
Baca Juga: Belum Cabut Moratorium Fintech Lending, Ini Alasan OJK “Kedepannya, kami yakin kita akan melihat lebih banyak inovasi di ekosistem fintech yang mengubah lanskap keuangan dan menciptakan lingkungan kompetitif yang unik di setiap negara karena masih banyak peluang dan tantangan unik yang kami lihat,” sebutnya. Lebih lanjut, Pheseline menambahkan, East Ventures bakal terus berinvestasi di perusahaan teknologi termasuk fintech di Asia Tenggara. Fokusnya, pada People dan Potential Market untuk investasi ke startup tahap awal (
seed). Adapun strategi pendanaan East Ventures, dengan mencari startup yang dipimpin oleh founders yang punya karakteristik berintegritas, memiliki self-awareness, dan paradoxical trait. “Sedangkan pada pendanaan tahap lanjutan (
growth funding), kami berfokus pada traction,” tandasnya. Venture Capital bagian dari Telkom Group, MDI Ventures mencatat telah memiliki beberapa portofolio ke fintech di antaranya Kredivo, Amartha, Koinworks, OY dan Qoala. VP Corporate Communucation Telkom, Andri Herawan Sasoko menuturkan Portfolio MDI di bidang Fintech memiliki performansi yang sangat baik, meskipun dunia investasi masih dalam kondisi winter. “Hal ini didorong oleh kebutuhan kredit mikro menengah yang masih baik,” tuturnya kepada KONTAN. Andri menyebutkan, sejauh ini portofolio fintech MDI sangat beragam terlihat dari beberapa startup fintech yang telah disebutkan di atas. Mulai dari fintech instant credit loan dan pinjaman UMKM hingga bidang asuransi.
Baca Juga: OJK Batasi Jam Kerja Debt Collector dan Larangan Lakukan Pengancaman “Ke depannya, MDI akan fokus pada pendanaan di bidang healthtech dan agritech,” tandasnya. Tak ketinggalan, CEO BNI Ventures Eddi Danusaputro menyampaikan saat ini pihaknya baru saja melakukan investasi ke satu fintech yakni Kecilin. Sayang, Eddi tak mau menyebutkan berapa besaran investasi ke fintech tersebut.
“Fintech tetap diminati asal valuation masuk akal dan startup-nya punya
path to profitability,” imbunya. Eddi menambahkan, alasan BNI Ventures melirik industri fintech sebab inovasinya dibutuhkan untuk mendukung bisnis BNI Group. “Dari awal sih kami memang minat di fintech. Tidak ada yang berubah. (Di tahun depan) kami tetep cari investasi secara selektif. Mungkin estimasi (bukan target) akan invest ke 3-4 startups baru,” pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .