KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum lama ini, Mark Zuckerberg mengumumkan bahwa Facebook Inc. berganti nama menjadi Meta. Hal ini sejalan dengan tujuannya untuk mengembangkan dunia metaverse sendiri. Dalam dunia kripto, konsep metaverse sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru karena beberapa aset kripto memang ada yang teknologinya berfokus pada metaverse. Beberapa di antaranya adalah Decentraland (MANA), Axie Infinity (AXS), serta Sandbox (SAND). Ketiganya sama-sama merupakan sebuah platform game virtual yang menggunakan masing-masing token dalam permainannya. Selain untuk keperluan platform, token ini juga dapat ditransaksikan pada exchange layaknya aset kripto pada umumnya.
Decentraland adalah sebuah platform game virtual yang beroperasi pada blockchain Ethereum yang memungkinkan pengguna untuk membuat, bermain, dan memonetisasi konten mereka secara terbuka. Lewat penggunaan token MANA, pengguna bisa membeli avatar, perangkat dan perlengkapan penunjang, dan fasilitas lain di dalamnya. Baca Juga: Mau ikutan hype aset kripto metaverse? Simak penjelasan berikut terlebih dahulu Sementara Axie Infinity juga mengusung konsep metaverse namun menghadirkan fitur Play to Earn (P2E). Axie Infinity merupakan game digital berbasis Non Fungible Token (NFT) yang dibuat di blockchain Ethereum. Lewat fitur P2E, pengguna bisa mendapatkan token dan keuntungan. Lalu ada juga The SandBox yang juga mengusung konsep P2E. Namun, di SandBox, pengguna bisa menjadikan dirinya sebagai karakter dalam game, lalu melakukan kegiatan jual-beli di NFT Land. Selain itu, pengguna juga dapat membuat, membagikan, dan memonetisasi aset di Sandbox.