KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4,75% pada Oktober 2022. Bagaimana dampak kenaikan suku bunga untuk sektor otomotif dan properti? Analis Reliance Sekuritas Lukman Hakim menilai, efek kenaikan suku bunga BI tak begitu signifikan untuk sektor otomotif dan properti selama diiringi selama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih positif. "Untuk properti,
loan to value (LTV)/
financing to value (FTV) kredit menjadi paling tinggi 100% untuk semua jenis properti," ujarnya pada Kontan, Jumat (21/10).
Dengan kenaikan suku bunga acuan, Lukman bilang, bunga KPR akan menyesuaikan, sehingga harus tetap memperhatikan prinsip kehatian-hatian dalam manajemen risiko yang berpotensi terjadi peningkatan
non performing loan/
non performing financing (NPL/NPF).
Baca Juga: Deutsche Bank Rekomendasikan BUY Saham GOTO, Simak Penjelasannya Di lain sisi, adanya perpanjangan insentif uang muka untuk kredit kendaraan bermotor dan properti hingga akhir 2023, kembali memberikan angin segar untuk kedua sektor tersebut. Lukman menuturkan, jika melihat penjualan mobil pada September 2022 yang kembali ke level 96.956 unit, hal ini memberikan sinyal positif bahwa adanya kebijakan insentif tersebut turut mendorong penjualan di tengah tingginya inflasi dan kenaikan suku bunga. Secara umum, Lukman memandang saham-saham sektor properti dan otomotif masih memiliki prospek yang cukup baik. "Emiten properti dan
real estate yang memiliki porsi
recurring income cukup tinggi masih akan stabil. Kenaikan suku bunga akan tetap berdampak negatif, namun tidak berdampak terlalu besar jika diiring ekonomi Indonesia yang masih tumbuh," paparnya.
Baca Juga: Setelah Melaju Kencang, Simak Rekomendasi Saham Sigma Energy (SICO) Dari sektor ini, Lukman merekomendasikan
PWON yang cenderung memiliki porsi
recurring cukup besar dengan target menggunakan analisa teknikal di Rp 525. Selain itu
ASII juga dapat diperhatikan oleh para investor dengan target di Rp 7.300.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi