Mengintip Prospek Saham Perbankan di Tengah Suku Bunga yang Masih Tinggi pada 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren suku bunga tinggi dipastikan bakal tetap terjadi, setidaknya memasuki awal tahun 2024. Ini menyusul kebijakan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan BI rate sebesar 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) terakhir di 2023.

Itu berarti era bunga kredit perbankan yang tinggi bakal bertahan sejalan dengan kebijakan tersebut. Adapun, bank dengan rasio dana murah yang tinggi bisa semakin mengeruk cuan dari net interest margin (NIM) yang besar.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian membenarkan bahwa bank-bank berkapitalisasi besarlah yang bisa dibilang menarik di era suku bunga tinggi. Mengingat, bank-bank tersebut memiliki Dana Pihak Ketiga yang gemuk dengan rasio dana murah atau CASA berkontribusi besar.


Per 30 September 2023, bank-bank besar memang memiliki CASA yang besar. Ambil contoh, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang memiliki CASA tinggi sebesar 79,9% atau senilai Rp 869,8 triliun. 

Baca Juga: Ada Wacana Spin Off, Begini Fokus Bisnis CIMB Niaga Syariah di 2024

Selanjutnya, ada Bank Mandiri Tbk yang memiliki rasio CASA mencapai 78,8% secara bank only dengan nilai Rp 1.070,3 triliun. Lalu, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) juga memiliki rasio CASA sebesar 63,64% dengan senilai Rp 821,14 triliun. 

“Tapi kalau big four saat ini sudah sedikit mahal,” ujar Fajar.

Fajar pun bilang saat ini bank kapitalisasi besar yang juga memiliki rasio CASA tinggi dan menarik dikoleksi adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) Di mana, saat ini harga sahamnya senilai Rp 1.680 per saham. Sebagai informasi, pada periode yang sama, CIMB Niaga memiliki rasio CASA sebesar 66,7%. Nilai CASA yang dimiliki bank tersebut sebesar Rp 156,96 triliun.

“Target harga secara teknikal di Rp 1.715 per saham,” ujarnya.

Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus berpendapat bahwa bank-bank besar ini memiliki ketahanan di era suku bunga tinggi ini.

Ia menilai bank-bank besar ini memiliki diversifikasi bisnis yang luas ditambah nasabah yang segmented. Oleh karenanya pertumbuhan kredit tetap terjaga tumbuh.

“Bank KBMI 4 masih bagus untuk saat ini,” ujarnya.

 
BNGA Chart by TradingView

Baca Juga: Suku Bunga Berpeluang Turun pada Semester II 2024, BI: Tak Ikut-ikutan The Fed

Aksi Akuisisi dan Merger Berpotensi Ramai

Di tengah tren suku bunga tinggi bisa mengerek kinerja saham perbankan, rencana aksi akuisisi dan merger di tahun depan juga bisa turut memberikan sentimen positif bagi beberapa emiten saham perbankan.

Nico menyoroti rencana PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) untuk menggabungkan unit usaha syariahnya dengan PT Bank Muamalat Tbk. Menurutnya, penggabungan itu bisa meningkatkan penetrasi pasar syariah di tanah air.

“Merger dan akuisisi banyak faktor yang harus diperhatikan, salah satunya meningkatkan pangsa pasar,” ujarnya.

Editor: Tendi Mahadi