JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) mampu meraup laba. Meski tak signifikan, laba anak usaha PT Astra Internasional Tbk (ASII) ini meningkat 3,65% dari Rp 3,28 triliun ke posisi Rp 3,4 triliun. Padahal pendapatannya turun 9,44% dari Rp 27,54 triliun ke posisi Rp 24,94 triliun. Analis BNI Securities Thendra Chrisnanda mengungkapkan, pendapatan UNTR di semester pertama memenuhi 47% target konsensus. Sementara pencapaian laba tersebut melebihi target konsensus di 55,18%. Ia menilai, faktor penopang kinerja UNTR di semester pertama adalah kontrak penambangan batubara yang tercatat Rp 14,74 triliun. Ini memegang komposisi terbesar terhadap pendapatan UNTR dengan porsi 51,8%. Lalu Kepala Riset NH Korindo Reza Priyambada menyebut bahwa perolehan laba ini karena UNTR berhasil memangkas biaya. Tengok saja, beban pokok penjualannya turun 11,47% dari Rp 21,79 triliun ke posisi Rp 19,29 triliun.
Sementara Analis UOB KayHian Marwan Halim, dalam risetnya 29 Juli menilai, kinerja UNTR di 2015 didukung oleh jasa setelah penjualan di divisi alat berat dan rasio stripping yang stabil. Selain itu, depresiasi Rupiah memberikan dampak positif terhadap perseroan. Pada semester pertama, UNTR menjual 1.375 unit Komatsu atau turun 38% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Lalu produksi batubaranya pun menipis 9% jadi 51,6 juta ton. Kemudian, volume pengelupasan UNTR tercatat 372 juta bcm dan volume penjualan batubaranya mencapai 2,81 juta ton atau menipis 4%. Marwan menilai bahwa penjualan Komatsu UNTR sedikit di bawah ekspektasi. Ia mengatakan, penjualan Komatsu tersebut memenuhi 44,4% target sepanjang 2015 di 3.100 unit. Sementara produksi batubara sejalan dengan ekspektasi dan volume pengelupasan sedikit di atas harapan. Lebih lanjut, volume penjualan batubara UNTR mencapai 72,1% target tahun ini di 3,9 juta ton. Reza menyebut bahwa UNTR menghadapi tantangan untuk meningkatkan penjualan alat berat. Lalu dengan kondisi komoditas yang tak kunjung membaik, ia menyarankan UNTR untuk memperluas penjualan alat beratnya ke sektor konstruksi. Ke depannya, Thendra melihat penjualan alat berat UNTR memiliki potensi untuk naik. Sebab terdapat harapan peningkatan penjualan alat berat pada proyek infrastruktur. Pada semester pertama, Kementerian Pekerjaan Umum baru menyerap 16% dari anggaran belanja sebesar Rp 118 triliun. Dengan target penyerapan anggaran di atas 90%, maka peluang pembangunan infrastruktur di semester kedua menjadi lebih besar.