Mengintip reksadana campuran Bahana Quant Strategy



JAKARTA. Manajer investasi biasanya akan menggemukkan porsi saham pada produk reksadana campuran apabila perusahaan optimistis pasar bakal membaik.

Begitu pula strategi PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) untuk produk reksadana campuran Bahana Quant Strategy.

Edward Lubis, Direktur Utama Bahana TCW menduga, pasar saham domestik berpotensi terangkat pada semester II 2016. Jika prediksinya benar, perusahaan berencana memperbesar porsi saham pada Bahana Quant Strategy hingga 75%.


Mengacu fund fact sheet per 22 Januari 2016, mayoritas dana Bahana Quant Strategy diparkir pada efek saham, sebesar 70%. Sisanya 24% pada obligasi pemerintah dan 6% pada deposito.

Sesuai kebijakan investasinya, perusahaan memang leluasa menempatkan aset Bahana Quant Strategy sebesar 2% - 79% pada efek saham, 2% - 79% pada obligasi dan 2% - 79% pada instrumen pasar uang atau kas.

“Indonesia masih ada potensi pertumbuhan, domestiknya kuat. Second half diproyeksikan baik,” tuturnya.

Adapun sektor saham yang dipilih antara lain konsumer, telekomunikasi, perbankan, dan infrastruktur. Sebab, ia optimistis pilihan sektor saham tersebut bakal cerah di waktu mendatang dengan adanya program pembangunan infrastruktur. Serapan anggaran belanja pemerintah juga mulai mengalir.

Apalagi penyaluran kredit perbankan diterawang bakal terkerek dengan masih adanya peluang pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang saat ini mencapai 7,25%.

Sementara obligasi pemerintah yang digenggam adalah jenis Surat Utang Negara (SUN) seri acuan bertenor kurang dari lima tahun. “Bahana Quant Strategy memang lebih berat ke saham. SUN hanya sebagai penyeimbang,” paparnya.

Dengan strategi yang kini diterapkan, Edward berharap produk reksadana campuran yang meluncur sejak 23 Februari 2010 tersebut bisa mencetak return 9% - 12% sepanjang tahun 2016.

Per 22 Januari 2015, Bahana Quant Strategy sudah mengoleksi dana kelolaan sebesar Rp 29,83 miliar. Adapun per 26 Januari 2016, reksadana campuran tersebut diperdagangkan dengan nilai aktiva bersih per unit penyertaan sebesar Rp 1.084,14.

Nah, investor yang ingin menggenggam produk tersebut dapat melakukan pembelian awal minimal Rp 100.000.

Bahana TCW mengutip biaya pembelian maksimal 1,5%. Penjualan kembali dikenakan biaya maksimal 1%. Produk tersebut menggunakan bank kustodian Citibank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto