JAKARTA. Manajer investasi mengatur strategi seiring kembali bullish-nya pasar obligasi. PT Maybank Asset Management (AM), salah satunya yang mulai optimistis mengelola reksadana Maybank GMT Dana Kencana. Reksadana ini memiliki kebijakan investasi bisa memutar 80% hingga 100% pada efek pendapatan tetap, termasuk efek bersifat utang yang diterbitkan pemerintah atau obligasi korporasi yang memiliki peringkat minimal layak investasi atau BBB. Selain itu juga bisa memutar maksimal 20% pada instrumen pasar uang yang mempunyai jatuh tempo kurang dari satu tahun. Direktur Utama Maybank AM Denny R Thaher mengatakan pihaknya mulai masuk ke obligasi secara bertahap. Dia yakin pasar obligasi akan menarik dipicu oleh mulai stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
Laju inflasi juga diperkirakan turun sehingga suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate berpotensi turun. "Sehingga masih membutuhkan insentif untuk meningkatkan daya beli masyarakat," ujar Denny, Senin (19/10). Selain itu, kenaikan cadangan devisa juga diperkirakan akan memicu turunnya BI rate. Denny memperkirakan BI rate turun 25 basis poin di awal tahun depan. Dus, yield obligasi akan ikut turun dan harga mengalami kenaikan. Rata-rata return obligasi yang ditunjukkan oleh INDOBeX Composite Total Return dalam satu bulan terakhir per 19 September 2015 naik 3,59% menjadi 181,566. Namun, dalam satu pekan terakhir masih tercatat minus 0,32%. Denny mengatakan turunnya pasar obligasi hanya akan berlangsung jangka pendek. "Untuk jangka menengah dan panjang akan positif," ujar Denny. Menilik fund factsheet Desember 2014, produk yang diluncurkan 9 Maret 2011 ini memutar aset dasar di obligasi korporasi sekitar 88,9% dan sisanya pasar uang 11,1%. Alokasi sektor terbesar ditempatkan pada finance 22,9%, mining 16,9%, basic industry sekitar 8,8% dan consumer goods 8,6%. Lalu agriculture 8,6%, manufacture 8,6%, serta infrastructure, utility dan transportation 8,5%. Juga sektor property sekitar 5,8%. Adapun obligasi korporasi dengan alokasi terbesar antara lain Bank Saudara, BW Plantation, serta JAPFA. Lalu, obligasi Lautan Luas dan Sumberdaya Sewatama. Investor bisa merogoh kocek minimum Rp 500 juta untuk pembelian investasi awal. Sedangkan untuk pembelian selanjutnya minimal Rp 100 juta. Pemegang unit penyertaan akan dikenakan biaya pembelian atau subscription maksimum sebesar 2% dari jumlah nilai pembelian yang dilakukan. Biaya pembelian atau redemption dikenakan maksimum 2% dari jumlah nilai penjualan kembali. Serta untuk pengalihan atau switching dikenakan biaya maksimum sebesar 2% dari jumlah nilai unit yang dialihkan.
Dalam satu tahun terakhir per 16 Oktober 2015, produk ini berkinerja 1,89%. Kinerja tersebut di bawah rata-rata kinerja reksadana pendapatan tetap yang 4,39% pada periode yang sama. Analis Infovesta Utama Praska Putrantyo memperkirakan kinerja produk ini akan dipengaruhi oleh kondisi pasar obligasi baik surat utang negara (SUN) atau pun korporasi. "Strategi pengelolaan dari manajer investasi juga akan mempengaruhi return Maybank GMT Dana Kencana ini," ujar Praska. Hingga akhir tahun, dia memperkirakan produk ini akan berkinerja positif. Penopangnya, ekspektasi kinerja pasar SUN ataupun korporasi yang berpotensi mengalami pemulihan sepanjang kuartal IV 2015. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto