Mengolah laba sedap dari jasa memasak



Ingin menikmati kuliner mancanegara dan langsung menyaksikan para koki menyajikan menu makan Anda di rumah? Kini, Anda tidak perlu repot-repot datang ke restoran mahal untuk bisa mendapatkannya.

Cukup duduk di ruang makan rumah Anda bersama keluarga atau kolega, dalam beberapa saat menu pesanan Anda akan terhidang di meja makan. Hal ini memungkinkan karena para koki kini bersedia menyambangi dapur rumah Anda dan menyajikan aneka kuliner untuk acara spesial Anda.

Para koki biasa menyebut jasanya ini sebagai private dining chef alias koki untuk jamuan pribadi. Salah satu koki yang menyediakan jasa ini adalah Fernando Sindu.


Di bawah bendera Good For Eats, ia dan rekannya Ivan Wibowo termasuk koki yang mempopulerkan pengalaman menikmati kuliner mewah tanpa harus ke restoran.

Fernando bilang, sebenarnya sudah ada beberapa koki yang melayani jamuan privat, tapi belum dilakukan secara maksimal. Apalagi, kebiasaan ini lebih populer di negara-negara Barat.

Di Indonesia sendiri, terutama di Jakarta mulai populer setahun belakangan. Pria kelahiran 29 Juni 1980 ini menuturkan, biasanya ia melayani jamuan untuk acara yang bersifat keakraban, seperti ulang tahun atau pertunangan. Namun, ada juga pelaku bisnis yang memakai jasanya untuk memberi kesan istimewa pada klien bisnisnya.

“Daripada membawa keluarga atau klien ke hotel yang sudah biasa dilakukan, mereka lebih senang kalau kita sebagai koki yang datang ke rumah,” ujarnya.

Tentu saja, aksi Fernando dan Ivan tidak hanya memasak. Untuk menarik perhatian klien, mereka juga menceritakan kisah menarik seputar makanan yang dimasak, terutama tren yang berkembang di dunia kuliner.

Mereka juga memberi informasi seru mengenai bumbu atau bahan baku yang dipakai. Jika tertarik menyantap karya Fernando dan Ivan, Anda bisa menghubungi mereka seminggu sebelum hari H. Selanjutnya, kedua koki ini akan memberi ide mengenai menu apa yang cocok untuk perayaan Anda.

Kata Fernando, mereka butuh waktu seminggu untuk menyiapkan jamuan. Hal pertama yang dilakukan adalah survei tempat alias dapur yang akan menjadi lokasi mereka bekerja.

Fernando memungut tarif private dining mulai Rp 700.000 – Rp 850.000 per orang. Dengan biaya itu, mereka akan memasak enam jenis makanan. Dalam sebulan, ia bisa menangani delapan jamuan makan. Untuk setiap jamuan, mereka membatasi peserta maksimal 25 orang. Sayangnya, ia enggan menyebut omzet.

Koki lain yang juga berperan sebagai private dining chef adalah Ray Janson. Chef Ray tertarik terjun di dunia kuliner sejak masih belia dan memutuskan sekolah kuliner di Prancis. Sepulangnya ke Indonesia, pada tahun 2012, ia mendirikan brand private dining bernama Verjus.

Menurut Ray, private dining sebenarnya telah lama populer di luar negeri. Namun,  di Jakarta baru muncul belakangan. "Sekarang orang jika mengadakan event di hotel atau restoran pasti ada kurangnya, terlalu ramai. Jika private akan lebih eksklusif," ujar chef berumur 22 tahun ini.

Verjus menyediakan jasa makan malam eksklusif dimana saja yang diinginkan pelanggan. Mulai dari rumah, apartemen, kantor, bahkan Ray juga memiliki apartemen yang siap menerima kehadiran tamunya.

Untuk menikmati hidangan Ray, pelanggan juga harus mem-booking setidaknya satu minggu sebelumnya. "Untuk persiapan memasak bisa satu hari sebelumnya untuk membuat kaldu dan sejenisnya," tambahnya.

Untuk menu, Ray menawarkan berbagai macam hidangan ala Prancis dengan bahan-bahan yang dijamin segar. Untuk menikmati pengalaman private dining ala Ray, Anda harus merogoh kocek mulai Rp 750.000 per orang dengan tujuh hingga delapan tahap makanan.

Paket lebih murah dibanderol Rp 500.000 dengan tiga tahap makanan. "Itu sudah termasuk wine," ujarnya. "Dalam sebulan saya bisa menerima empat hingga lima klien," tutur Ray. Adapun omzetnya mencapai Rp 15 juta hingga puluhan juta rupiah per bulan.

Mereka yang bukan chef atau koki juga ada yang menyediakan jasa private dining. Salah satunya adalah Maria Bouma  yang mengusung brand The Boumas. Karyawan kantoran ini mengaku hanya kebetulan hobi memasak.

Ia sendiri baru terjun ke usaha ini pada Maret tahun ini bersama suaminya yang berkebangsaan Belanda. The Boumas menawarkan paket private dining sebulan sekali pada minggu ke dua. Tiga minggu sebelum hari-H, The Boumas mengumumkan menu yang akan ditawarkan.

Setelah itu, Maria tinggal menunggu calon pengisi kursi mencicipi makanan yang ia buat. “Kami punya kapasitas sampai 20 orang tiap event,” ujar Maria.

Untuk mencicipi masakannya, cukup merogoh kocek Rp 150.000 - Rp 200.000 per orang. Omzetnya dari sekali event mencapai Rp 4 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri