Mengoyak kembali usaha Takoyaki



Pertumbuhan bisnis kuliner di Indonesia kini semakin pesat dan beragam. Tidak hanya menjajakan menu makanan lokal dan barat yang sudah lebih dulu eksis, kini semakin banyak para pengusaha kuliner menawarkan makanan dari negara-negara Asia, mulai Singapura, Malaysia, Taiwan, Korea, sampai Jepang.

Salah satu menu itu adalah takoyaki. Kudapan khas Jepang ini mulai menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir ini di Tanah Air. Sejumlah brand yang menawarkan jajanan berbentuk bulat ini pun bermunculan. Tidak sedikit di antaranya yang menawarkan kemitraan usaha.

Banyak inovasi yang dilakukan terutama terkait isian takoyaki, agar makin akrab di lidah masyarakat Indonesia. Selain berisi gurita, para pengusaha takoyaki berkreasi dengan menambahkan aneka seafood, sosis, keju sebagai isiannya. Untuk mengetahui perkembangan bisnis ini, KONTAN akan mengulas beberapa merek usaha takoyaki yang sudah dibahas sebelumnya, yaitu Epitako, Takoyaki Yakinenak, dan Mister Tako.


Epitako

Usaha ini didirikan oleh Eka Wijaya pada 2010 silam di Bekasi, Jawa Barat. Ketika KONTAN mengulas usaha ini pada Mei 2013 silam, Takoyaki sudah memiliki 80 gerai di Jabodetabek, Padang dan Surabaya. Setahun berselang, saat ini gerainya berjumlah 83 gerai. "Tahun 2014 lalu cuma bertambah tiga mitra dan itu tersebar di daerah yang berbeda dari sebelumnya, yaitu Medan, Manado, Malang," ujar Eka.

Adapun untuk hal-hal lainnya, seperti harga paket investasi, harga jual takoyaki, dan varian produk, Eka bilang, tidak ada perubahan. Paket yang ditawarkan masih sama, yaitu Rp 3 juta. Begitu pula dengan harga jual masih berkisar Rp 8.000−Rp 10.000 per porsi. Varian yang dijual juga tidak ada perubahan, yakni aneka seafood, bakso, jamur, ayam, telur puyuh, sarden, ikan asin, dan rendang.

Selain menyajikan takoyaki yang gurih, Eka juga menjual yakimaru yang memiliki rasa manis. Yakimaru disajikan dengan berbagai macam, seperti taburan gula halus, cokelat, dan es krim.

Eka bilang, saat ini pemasukan malah lebih banyak berasal dari penjualan tepung terigu takoyaki buatannya. "Bagi siapa saja yang ingin membeli dan menjual takoyaki dengan brand sendiri juga bisa," ungkap Eka.  

Walaupun booming bisnis takoyaki tidak sedahsyat tahun-tahun sebelumnya, namun Eka tetap optimistis masih banyak mitra yang akan bergabung menjalani bisnis Epitako. Oleh karena itu, Eka menargetkan tahun ini gerai akan bertambah sebanyak 25 gerai. "Kami juga membatasi wilayah penempatan mitra di setiap daerah agar persaingan tidak terlalu ketat," katanya. Eka juga memiliki kedai mi ramen yang juga menawarkan menu takoyaki.    

Takoyaki Yakinenak

Bisnis besutan Nurhadi ini sudah berdiri sejak tahun 2010 di Semarang, Jawa Tengah.  Ketika KONTAN mengulas tawaran ini pada 2013 lalu, saat itu jumlah gerainya ada 10 dengan komposisi dua milik pribadi dan delapan milik mitra. Setahun berselang, rupanya mitranya tidak menunjukan perkembangan yang signifikan. Pasalnya, hampir dua tahun, gerainya hanya bertambah dua.

Sementara belum ada perubahan biaya investasi kemitraan Takoyaki Yakinenak, yakni masih sebesar Rp 6 juta. Fasilitas yang didapatkan mitra adalah seluruh perlengkapan memasak, kebutuhan branding, pelatihan, bahan baku awal, dan perlengkapan tambahan lainnya.

Harga jual pun masih sama yaitu Rp 7.000−Rp 12.000 per porsi. “Kenaikan harga bahan baku masih belum signifikan jadi belum berani menaikkan harga,” kata Nurhadi pada KONTAN.

Untuk bahan baku utama yaitu tepung, Nurhadi mewajibkan seluruh mitra mengambil dari pusat. Dalam sebulan, mitra bisa mengantongi omzet sekitar Rp 6 juta hingga Rp 7 juta.  Setelah dikurangi biaya bahan baku dan biaya operasional keuntungan bersih yang didapatkan mitra sebesar 20%−25% dari omzet. Sehingga, waktu balik modal mitra sekitar lima bulan dengan catatan lokasi berjualan mitra strategis.

Nurhadi mengklaim kelebihan Takoyaki miliknya adalah bentuknya yang tahan lama meski sudah dingin, dan rasanya yang lebih empuk. Takoyaki Yakinenak menjual makanan berbentuk bulat ini dengan enam varian rasa beberapa diantaranya, original, jamur, udang dan salmon. Pada tahun ini, Nurhadi masih belum berniat menaikkan harga jual produk dan lainnya. Dia hanya menargetkan bisa mendapatkan satu mitra baru tiap bulan.

Mister Tako

Kemitraan usaha takoyaki dengan brand Mister Tako ini berdiri pada 2010 silam di Bandung, Jawa Barat. Saat KONTAN mengulas usaha ini pada pertengahan 2012, Mister Tako sudah memiliki 14 gerai, 10 gerai di antaranya milik sendiri dan empat sisanya milik mitra. Kini gerainya sudah bertambah menjadi 35 gerai, yakni 17 gerai milik mitra dan sisanya milik pribadi. Lima gerai terbaru di antaranya berlokasi di Palu, Palembang, Lampung, Batam, dan di Kalimantan.

Enis Meitasari, pemilik usaha Mister Tako mengatakan, paket investasi yang ditawarkan Mister Tako masih sama sejak 2 tahun lalu, yakni dua jenis paket kemitraan. Namun ada kenaikan harga, yaitu pada paket Hiroshima dari sebelumnya Rp 45 juta sekarang menjadi Rp 50 juta. Sementara paket kedua yakni Nagasaki seharga Rp 25 juta.

Fasilitas yang didapatkan mitra masih sama seperti dulu. Namun,  perbedaan diantara kedua paket tersebut hanya ukuran booth dan jumlah menu yang dijual. Jika pada paket nagasaki hanya mendapat tiga menu, sementara pada paket hiroshima mendapat menu lengkap.

Kini Mister Tako memiliki dua menu baru yaitu di antaranya tamago dan kari ramen. Meski jumlah mitra bertambah, namun Enis bilang, Mister Tako tidak memiliki target pertambahan mitra yang agresif. Dia berniat bisa memiliki paling tidak satu mitra di setiap pulau di Indonesia  yang bisa dijadikan master franchise agar pemasaran dan proses menggaet mitra lebih mudah dan lebih meluas lagi. Selain itu juga biaya logistik akan lebih murah," ujarnya.

Menu andalan dari Mister Tako di antaranya takoyaki gurita, smoke beef, keju dan sosis. Harga produk yang dijajakan Mister Tako secara keseluruhan dibanderol mulai dari harga Rp 10.000-Rp 20.000 per porsi.

Mister Tako sebelumnya membanderol harga takoyaki seharga Rp 6.000 per porsi dan harga okonomiyaki Rp 10.000 per porsi. Namun kini , harga jual takoyaki naik menjadi Rp 10.000 per porsi dan harga jual okonomiyaki menjadi Rp 13.500 per porsi. Okonomiyaki merupakan gorengan terbuat dari tepung terigu yang diencerkan dengan air kemudian ditambah kol, telur ayam, dan seafood.

Enis terpaksa menaikkan harga jual karena dia mengaku harga bahan  baku sudah  lebih dulu merangkak naik. Ke depannya, Mister Tako rencananya ingin dijadikan usaha katering takoyaki untuk acara pernikahan. Saat ini sudah mulai dipasarkan ke pameran pernikahan dengan menjual paket-paket untuk makanan pondokan acara pernikahan.

Bicara soal kendala yang masih dihadapi, Enis bilang,  ada beberapa mitra yang suka naik turun dalam menjalankan usaha. Alasannya ada yang karena pindah lokasi rumah dan juga masalah SDM yang tidak konsisten dan kurang loyal, sehingga memakan waktu untuk merekrut karyawan baru.       

Menurut Pietra Sarosa, Konsultan Waralaba yang juga menjabat sebagai Direktur Sarosa Consulting Group, tren makanan Jepang seperti menu camilan takoyaki ini masih cukup baik. Tidak heran bila gerai-gerai yang menjajakan takoyaki terus bertambah , sebab takoyaki itu makanan yang sifatnya cemilan atau jajanan.

Sifat makanan takoyaki yang bisa dibawa-bawa dan ringkas, membuat makanan ini banyak diserbu khususnya oleh anak-anak muda dan anak sekolah. Harganya yang relatif murah pun membuat camilan ini bisa masuk segala segmen usia. Takoyaki ini memang bukan seperti makanan khas Jepang lainnya seperti bento atau sushi yang semi makanan berat.

Agar bisa makin berkembang, gerai takoyaki semestinya berada di tempat yang di sekitarnya juga menyajikan jajanan-jajanan lain. Dia juga menyarankan agar gerai takoyaki harusnya lebih dari satu gerai dalam satu kota. Jangan sampai ada empat gerai yang bertambah, misalnya, tapi semua di kota yang berbeda. Mitra yang di dalam kota dan sekitarnya harus jadi prioritas sebab selain menghemat biaya pengiriman bahan baku, mengawasi mitra juga lebih mudah.

Menurut Pietra, mitra yang bertambah itu baik, namun yang terpenting adalah dukungan dari pusat serta kualitas rasa yang seragam serta pasokan bahan baku yang lancar. Kemudian harus dicermati juga disamping mitra-mitra yang bertambah, apakah mitra yang lama juga masih bisa bertahan di tengah persaingan yang sengit. Dia bilang jangan sampai ada gerai baru bertambah, tapi gerai-gerai sebelumnya malah tutup.         

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini