KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertemuan Bupati Bekasi, Neneng Hasanah Yasin dengan pihak-pihak Lippo Group mulai terkuak melalui pengakuan masing-masing pihak. Namun sejumlah pihak tersebut berdalih tidak ada pembicaraan terkait fee proyek perizinan Meikarta. CEO Lippo Group, James Riady saat diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Selasa (30/10) mengakui pertemuan dengan Bupati dua periode tersebut. Ia berujar bahwa pertemuan itu bertujuan untuk memberi selamat usai Bupati tersebut melahirkan. James mengelak bahwa ada pembahasan izin proyek Meikarta. “Saya pertama kali tahu bahwa bupati itu seorang ibu wanita, karena itu waktu saya diajak untuk mampir untuk mengucapkan selamat saja, saya mampir di rumah beliau, mengucapkan selamat tidak ada pembicaraan lain, tidak ada pembicaraan izin, tidak ada pembicaraan mengenai bisnis atau apapun dengan beliau,” terang James di Gedung KPK, Selasa (30/10).
Sejalan dengan James, Direktur Operasional Lippo Group, Billy Sindoro juga menjelaskan hal yang sama. Billy membenarkan pernah dua kali bertemu dengan Neneng. Pertemuan pertama ungkapnya adalah pertemuan dengan rombongan dari Lippo Group usai Bupati tersebut melahirkan. Billy sebut pertemuan tersebut hanya untuk memberikan ucapan selamat tanpa ada pembicaraan terkait proyek Meikarta. “Bicara yang umum bicara biasa. Tidak ada bicara bisnis tidak ada bicara apa apa yang lain apalagi soal uang,” kata Billy usai di Gedung KPK, Senin (6/11). Sementara untuk pertemuan kedua, Billy mengaku sengaja menemui Neneng di Hotel AXIA South Cikarang. Tujuannya mengutarakan maksud untuk membuat sebuah Rumah Sakit Siloam kecil tipe C atau D di Meikarta. Ia mengatakan pembangunan tersebut merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) dari Lippo Group. Dalihnya, pertemuan itu bertujuan untuk mengetahui respon Neneng terkait tawarannya tersebut. “Untuk wilayah itu, saya ingin tau respon si ibu (Bupati Bekasi),” ujarnya.