Menguas laba nan cantik dari kontraktor pengecatan



Mengikuti semarak industri properti di negeri ini, bisnis jasa kontraktor cat makin moncer saat ini. Maklum, setiap gedung ataupun rumah baru, pasti membutuhkan pengecatan di tahap penyelesaian pembangunannya, untuk menyempurnakan penampilan.Tak heran, prospek bisnis ini akan semakin cerah dengan hadirnya bangunan-bangunan baru tersebut. Pasarnya pun makin luas, karena jasa kontraktor cat tak hanya dibutuhkan oleh bangunan baru. Gedung atau rumah lama pun membutuhkan pengecatan ulang, sebagai bagian dari perawatan atau hanya sekedar ingin tampil dengan wajah baru.Deny Setiawan, pemilik CV Bintang Wijaya, yang merintis usaha ini sejak 2002 mengatakan, potensi usaha ini masih bagus. “Apalagi, bila kontraktor semakin kreatif memadu-padankan warna cat atau sanggup memenuhi permintaan art painting,” ujar dia.Memiliki latar belakang pendidikan desain interior menjadi alasan Deny terjun dalam usaha kontraktor cat. Selain itu, jiwa usaha juga muncul lantaran tumbuh dalam keluarganya, yang sebagian besar pekerjaannya adalah kontraktor. “Jadilah, saya memilih pekerjaan ini karena ada ikatan yang erat, baik dari keluarga maupun pendidikan,” jelas dia.Setelah 10 tahun menjalani usaha ini, Deny melihat pangsa pasar jasa kontraktor pengecatan ini sangat luas. “Di mana saja, pasti ada pembangunan, seperti gedung kantor, perumahan, ruko, rumah sakit dan lainnya,” terang Deny.Bila di suatu daerah pertumbuhan bangunan baru terbatas, Deny membidik jasa pengecatan yang bertujuan untuk perawatan. “Biasanya, pengecatan perawatan ini dilakukan secara berkala. Itulah yang membuat pasar dari jasa pengecatan ini selalu ada,” ujar dia.Bahkan, saat ini jenis pengecatan sudah berkembang. Bintang Wijaya misalnya. Kini, mereka juga menerima pengecatan dekoratif atau dengan motif khusus. Bentuknya berupa pengecatan lukisan di dinding atau di kubah. “Perkembangan ini juga makin memperluas pasar,” cetus Deny.Peluang semakin lebar jika melihat pasar yang terbentang di daerah. “Belakangan ini, saya kerap menerima permintaan untuk mengecat rumah dan kantor di Sumatra dan Kalimantan,” ujar Deny.Pasar yang semakin luas, juga diakui James Karosekali, pemilik PT Proteksindo Utama. Semula, pada 2004, ketika terjun ke bisnis ini, James sering mendapat order mengecat rumah-rumah pribadi. Namun, seiring berjalannya waktu, dia juga mendapat banyak permintaan pengecatan untuk pabrik.Kini, James pun fokus menggarap jasa pengecatan khusus lokasi industri. Sebab, saat itu, belum banyak jasa kontraktor pengecatan yang membidik pasar ini. Maklum, berbeda dengan jasa pengecatan rumah, kontraktor cat untuk gedung butuh standardisasi yang tinggi, baik dari hasil pengecatan maupun tenaga kerjanya.Jasa pengecatan untuk gedung-gedung pabrik ini juga menyimpan peluang yang besar, karena jenis pengecatannya juga beragam. Selain cat dinding, kontraktor cat juga membedakan jenis dan teknik pengecatan untuk lantai dan cat proteksi untuk konstruksi bangunan.Selain itu, sama seperti rumah, gedung-gedung dan pabrik ini juga butuh perawatan rutin, mengikuti standar yang diterapkan untuk pabrik. “Biasanya, perawatan dengan melakukan pengecatan ulang, dilakukan sekitar lima tahun sekali,” kata James.Pertumbuhan ekonomi yang mengerek munculnya pabrik-pabrik baru, juga memperluas pasar di segmen ini. “Permintaan utama memang banyak datang dari Jabodetabek, namun, tak jarang, saya mengerjakan pengecatan hingga Semarang, Surabaya, Balikpapan, dan Medan,” terang James.Biaya jasa pengecatan ini pun beragam, tergantung dari proyek yang digarap. Deny membedakan pekerjaan pengecatan berdasarkan motif, jenis cat dan tipe pengecatan. Namun, untuk proyek pengecatan polos untuk rumah dan bangunan biasanya bernilai mulai Rp 30 juta (untuk rumah mewah) hingga Rp 300 juta (untuk gedung perkantoran). Ongkos pengecatan dekoratif lebih mahal lagi. Bintang Wijaya mematok tarif mulai dari Rp 40 juta hingga Rp 60 juta untuk satu proyek. Tak heran, Bintang Wijaya bisa menangguk omzet hingga ratusan juta per bulan.Lantaran luas area pengecatan lebih luas, skala pabrik, James pun menerima proyek rata-rata 10 buah per tahun. Dengan area pengecatan yang lebih luas, maka nilai proyek pengecatan ini juga berlipat. Maklum, pekerjaan ini bisa berlangsung hingga berbulan-bulan. Proteksindo pun memasang biaya mulai dari Rp 50 juta hingga Rp 5 miliar. Perinciannya, tarif untuk cat dekoratif berkisar Rp 12.000 per m² hingga Rp 27.000 per m², cat untuk lantai Rp 75.000 per m² hingga Rp 1 juta per m², dan cat proteksi mulai Rp 25.000 per m² hingga Rp 300.000 per m².Gurihnya jasa kontraktor cat tak hanya terlihat dari nilai proyeknya. Keuntungan yang diperoleh dari bisnis ini pun bisa membuat sumringah. Baik James maupun Deny bilang, keuntungan yang bisa dipetik dari jasa ini berkisar 20% hingga 35%. Menggiurkan bukan? Aplikator cat andalTertarik terjun di bisnis ini? Salah satu keunggulan bisnis kontraktor cat, Anda tak butuh modal yang besar. Karena Anda bisa memakai uang muka yang dibayarkan pemilik proyek, untuk membeli cat dan peralatan pengecatan. Tengok saja Deny yang memulai usaha ini dengan proyek senilai Rp 40 juta. “Saya membeli cat dan peralatan dengan uang muka sebesar 30%. Sisa pembayaran, baru saya alokasikan untuk membayar karyawan,” jelas dia.Menggeluti usaha kontraktor cat, James yang merupakan karyawan dari sebuah pabrik cat sering berhubungan dengan para kontraktor cat dan akrab dengan para aplikator cat atau tukang cat. Dari para kontraktor itulah, dia akhirnya mengetahui kunci sukses dari bisnis ini terletak pada aplikator cat. “Di bisnis ini, kami sangat mengandalkan keahlian mereka,” tutur James.Selain pemilihan cat yang bagus, proses pengaplikasian yang tepat menjadi faktor kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, pemilihan aplikator cat harus diperhatikan. “Ajari juga agar mereka bisa mengecat dengan rapi dan bersih,” kata Deny.Jangan lupa untuk menjalin hubungan baik dengan mandor dan para tukang cat ini, agar pada saat diperlukan, mereka bisa bersedia. “Pembayaran dengan mereka juga harus dilakukan dengan baik dan dalam waktu yang tepat, agar pekerjaan tak ditinggal begitu saja,” pesan James. Maklum, seperti bisnis kontraktor pada umumnya, tak semua aplikator adalah karyawan tetap. Jumlah aplikator cat ini juga bergantung pada jenis proyek. James bilang, untuk mengecat area seluas 30.000 m², bisa dikerjakan oleh 15 orang dengan waktu dua hingga tiga bulan. Kebutuhan cat sendiri seringkali bergantung pada kemauan konsumen. Namun, biasanya, kontraktor akan memenuhi kebutuhan cat dengan membeli langsung dari pabrik. Karena itu, penting bagi Anda untuk menjalin kerja sama dengan pabrik cat untuk mendapatkan harga yang lebih baik.Kerja sama dengan pabrik juga memastikan ketersediaan pasokan cat. Maklum,  konsumen sering menginginkan cat dengan warna tertentu yang tak bisa diperoleh di toko-toko cat. Atau, jika Anda mendapatkan order mendadak dengan cat-cat berwarna khusus.Hubungan kerja sama ini juga harus terjalin baik, karena pabrik juga acap memberi order untuk melakukan pengecatan. Biasanya, mereka akan mencari kontraktor untuk mengerjakan order dengan bahan baku dari mereka. “Mereka juga senang mencari kontraktor karena bisa langsung jualan,” terang James.Untuk memastikan pendapatan yang diperoleh, Anda sebaiknya memasang minimal order. Deny misalnya, mematok order minimal 1.000 m², untuk proyek-proyek di daerah. Sedangkan order minimal jasa pengecatan yang ditawarkan James berbeda menurut jenis pengecatannya. Misal, minimal order cat dekoratif adalah 3.000 m², cat lantai 100 m², dan cat proteksi baja 100 ton.Supaya pelanggan puas dan loyal, Anda sebaiknya memberikan garansi. “Saya memberikan garansi cat akan awet dalam jangka waktu lima tahun. Jika sebelum lima tahun ada masalah, saya akan memberikan perawatan gratis,” ujar Deny.Sebab, jika pelanggan puas, mereka akan datang kembali mencari Anda untuk melakukan pengecatan ulang (repainting) pada selang waktu tertentu. Selain itu, kepuasan pelanggan juga bisa menjadi sarana promosi gratis bagi Anda. Seperti order yang datang ke James, banyak yang datang dalam bentuk repainting. “Biasanya, diminta langsung oleh pengelola mal atau pengelola apartemen setelah mendapat rekomendasi dari pengembangnya,” ujar James. Asal tahu saja, order seperti ini mendatangkan margin yang lebih besar daripada keuntungan menjadi kontraktor utama dalam pembangunan suatu proyek.Namun, promosi pada tahap awal bisa dilakukan dengan menyebar brosur dari satu perumahan ke perumahan lain atau ke pengembang dan marketing perumahan. Selain itu, untuk menyasar pasar yang lebih luas, Anda juga bisa membuat website sebagai media promosi. “Untuk di luar Jabodetabek, kebanyakan konsumen memang kenal dari website,” kata James.Tertarik mencoba?    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi