KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otot rupiah tampak kekar di sepanjang pekan lalu. Data Bloomberg menunjukkan, rupiah spot ditutup di level Rp 13.583 per dollar AS, naik 57 poin atau menguat 0,41% dibandingkan penutupan hari sebelumnya di Rp 13.639 per dollar AS pada Jumat (24/1). Jika diakumulasikan, dalam sepekan, rupiah sudah menguat 0,45%. Sementara untuk sepanjang 2020 ini, mata uang Garuda sudah melesat 2,08% dan menjadi mata uang paling perkasa di Asia. Apa yang menyebabkan rupiah begitu perkasa?
Head of Economic & Research UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja mengatakan, penguatan rupiah ini masih dipengaruhi oleh foreign inflows alias aliran dana asing yang masuk ke Indonesia. Baca Juga: Permintaan lelang sukuk negara pada Selasa (28/1) diramal mencapai Rp 40 triliun "Penguatan ini tak terlepas dari banyak dana asing yang mengalir deras masuk ke Indonesia melalui pembelian obligasi dan Surat Utang Negara (SUN)," kata dia kepada Kontan.co.id, Jumat (24/1). Asal tahu saja, yield SUN tenor 10 tahun yakni FR0082 kembali turun dan kini telah berada di level 6,585%. Ini juga menjadi rekor yield SUN acuan 10 tahun, paling tidak dalam setahun belakangan.