Menguat 0,48%, ini katalis yang sokong penguatan rupiah di pekan ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pernyataan dari anggota Federal Reserve yang dovish berhasil mengerek pergerakan nilai tukar rupiah di pekan ini. Alhasil, rupiah pun kian perkasan karena juga mendapat katalis positif dari fundamental dalam negeri. 

Mengutip Bloomberg, Jumat (28/5), rupiah spot ditutup menguat 0,02% ke level Rp 14.285 per dolar Amerika Serikat (AS). Ini membuat rupiah menguat sebesar 0,48% dalam sepekan terakhir. 

Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong mengatakan, sepanjang minggu ini pernyataan dari member The Fed cenderung bersifat dovish. "Dolar AS berpotensi melemah hingga ada pertemuan The Fed kembali di beberapa minggu ke depan," kata dia, hari ini.  


Di sisi lain, penguatan rupiah juga mendapat sokongan dari fundamental dalam negeri yang solid. Apalagi, setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2021 ada dalam rentang 7,1%-8,3% secara tahunan. 

Baca Juga: Rupiah spot ditutup menguat tipis ke Rp 14.285 per dolar AS pada hari ini (28/5)

Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana menambahkan, rupiah juga mendapat sokongan karena komitmen Bank Indonesia (BI) untuk menjaga level suku bunga yang stabil. 

"Di saat bank sentral lain arahnya dovish, BI masih percaya diri pada kekuatan ekonomi Indonesia untuk bisa tetap tumbuh meski tingkat suku bunga tidak menurun," kata dia. 

Namun, Fikri mengatakan Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah dalam menjaga fiskal di tengah penerimaan pajak yang rendah.

Meski begitu, untuk pekan depan, Fikri optimistis data inflasi akan terjaga di 1,5%-1.6% dan cadangan devisa tumbuh ke US$ 140 miliar. Dengan begitu, rupiah berpotensi terapresiasi ke rentang Rp 14.100 per dolar AS-Rp 14.300 per dolar AS di pekan depan. 

Sedangkan, Lukman memproyeksikan rentang rupiah di Rp 14.150 per dolar AS-Rp 14.400 per dolar AS pada periode 31 Mei hingga 4 Juni 2021.

Selanjutnya: Morgan Stanley cabut dari pasar modal Indonesia, ini respons BEI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari