Menguat 9,90% dari Awal Tahun, Bagaimana Valuasi IHSG Sekarang?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah bertengger di zona hijau dan berhasil menembus level 7.200. Bahkan, IHSG ditutup menguat dalam dua hari perdagangan setelah pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

IHSG ditutup meningkat 0,02% ke level 7.233,15 pada perdagangan Selasa (6/9). Asal tahu saja, IHSG sudah melesat 9,90% secara year to date (YtD) atau sejak awal tahun.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan, IHSG mencapai level 7.200 yang menjadi resisten sejak Mei 2022 lalu. Menurut Frankie, ini menjadi sebuah indikasi baik bahwa IHSG memiliki kekuatan untuk merangkak naik di tengah ketidakpastian ekonomi global, dari meningkatnya tingkat inflasi dan bank sentral yang secara global memiliki sikap hawkish.


Baca Juga: IHSG Menguat Tipis 0,02% Pada Selasa (6/9), Sektor Energi Tetap Melesat 2,91%

Dari dalam negeri, Bank Indonesia turut mengerek suku bunga untuk mengantisipasi kenaikan inflasi, khususnya pascakenaikan harga BBM. Sentimen penopang pergerakan IHSG datang dari sektor komoditas yakni sektor batubara. Dimana, rata-rata emiten batubara di Indonesia mencatatkan performa yang sangat gemilang pada tahun ini terdorong oleh harga batubara yang terdongkrak.

"Karena workforce di Indonesia itu didominasi pada sektor komoditas, maka saat terjadi kenaikan harga komoditas akan menyebabkan peningkatan pada daya beli, ini akan mendorong pemulihan ekonomi di Indonesia," paparnya pada Kontan, Selasa (6/9).

Ke depannya, Frankie memprediksi IHSG bakal mampu menembus all time high lagi di level 7.355 pada tahun ini. Beberapa katalis pendukungnya meliputi rilis laporan keuangan emiten-emiten yang baik, terutama sektor komoditas batubara di kuartal ketiga dan kuartal keempat mendatang. Tak hanya itu, window dressing yang biasanya akan mendorong emiten perbankan juga menjadi pendorong gerak IHSG.

Baca Juga: Harga BBM Naik, Sektor Apa Saja yang Diuntungkan dan Dirugikan?

Jika dibandingkan dengan indeks saham global seperti Dow Jones, S&P500, Nasdaq, Nikkei, Hang Seng, dan Straits Times, Frankie menilai IHSG menjadi salah satu indeks dengan performa terbaik pada tahun ini. Meski begitu, dari segi valuasi IHSG masih menarik dengan price to earning ratio (PE) 14,3 kali, dibandingkan dengan indeks Filipina yang sudah diperdagangkan di 17.6 kali dan Thailand yang sudah 16.8 kali.

Di tengah kenaikan IHSG, Frankie melihat masih ada saham yang menarik yakni PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES). Saham ACES sudah merosot hampir 50% sejak awal tahun, tapi memiliki cash yang besar dan neraca yang sehat. Saat ini saham ACES diperdagangkan dengan PER 23,35 kali dan PBV di 2,11 kali.

Ia menambahkan, penurunan harga saham ACES memang disebabkan oleh kinerja laba yang menurun, namun ACES memiliki ROE dan profit margin yang lebih baik dari rata-rata industri. Didukung oleh manajemen yang mumpuni, sambungnya, bisa jadi ACES adalah kandidat turn-around menarik untuk investor yang memiliki time-frame jangka panjang dengan target harga saat ini di Rp 1.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati