Menguat di Akhir Pekan, Begini Proyeksi Pergerakan Rupiah Awal Pekan Depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski sepanjang minggu ini pergerakan rupiah cenderung tertekan, namun di akhir pekan, mata uang garuda ini bisa menguat. 

Sampai akhir sesi perdagangan Jumat (11/10), rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) bertengger di Rp 15.609 per dolar Amerika Serikat (AS). Angka itu menguat 0,31% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 15.658 per dolar AS. Dalam sepekan, rupiah Jisdor melemah 0,73% dari akhir pekan lalu yang ada di Rp 15.495 per dolar AS.

Di pasar spot, rupiah ditutup di level Rp 15.578 per dolar Amerika Serikat (AS) di akhir perdagangan Jumat (11/10), menguat 0,64% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 15.678 per dolar AS. Dalam sepekan, rupiah spot melemah 0,60% dari akhir pekan lalu yang ada di Rp 15.485 per dolar AS. 


Baca Juga: Modal Asing Hengkang Sebesar Rp 2,84 Triliun pada Pekan Kedua Oktober 2024

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan sepanjang minggu ini rupiah cenderung tertekan, terutama diawal pekan disebabkan data ketenagakerjaan AS yang tercatat lebih kuat dibandingkan dengan perkiraan. 

Kendati demikian di akhir sesi hari ini menguat karena rilis data Jobless Claims AS yang menunjukkan peningkatan secara signifikan. 

"Sentimen ini cenderung mendominasi pasar, dan melampaui sentimen terkait tren inflasi atau indeks harga konsumen AS yang masih kuat di bulan September 2024," jelas Josua kepada KONTAN, Jumat (11/10).

Selain dari sentimen AS, penguatan ini juga didukung oleh ekspektasi tambahan stimulus dari pemerintah China. Untuk diketahui, Menteri Keuangan China akan mengumumkan kelanjutan stimulus pada hari Sabtu mendatang. 

Baca Juga: Berotot, Rupiah Spot Menguat 0,64% ke Rp 15.578 Per Dolar AS Pada Jumat (11/10)

Pengamat Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong mengatakan menguatnya rupiah terhadap dolar AS karena data inflasi AS kembali termoderasi walau masih sedikit lebih tinggi dari perkiraan.

Selain itu investor juga mengantisipasi data inflasi tingkat produsen AS pada malam ini. "Data PPI AS malam ini diperkirakan akan menunjukkan kenaikan 0.1% mom pada harga produsen, angka ini relatif kecil," kata Lukman, Jumat (11/10). 

Pekan depan Lukman menilai tidak ada data ekonomi penting dari AS yang akan rilis. Sementara dari domestik, data perdagangan RI untuk September diperkirakan akan kembali kuat dan surplus.

Kemudian Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih mempertahankan suku bunga acuan. Apabila tidak ada kejutan, Lukman memproyeksi dolar AS berpotensi terkoreksi dan rupiah bisa menguat pada hari Senin (14/10) di kisaran Rp 15.500 sampai Rp 15.600 per dolar AS. 

Tidak jauh berbeda, Josua memprediksi mata uang garuda akan menguat pada pekan depan akibat penguatan data PDB dan inflasi Tiongkok. Proyeksi Josua rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.500 sampai Rp 15.625 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat