Mengukur Bisnis Properti JSMR di Pinggir Jalan Tol



JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mulai mewujudkan ambisinya merambah bisnis properti. Menggandeng PT PP Tbk dan satu perusahaan swasta, raja jalan tol ini membentuk perusahaan patungan di bidang properti. Harapannya, semester dua nanti perusahaan ini beroperasi.

Direktur Utama Jasa Marga Frans Sunito pernah bilang, mereka akan fokus menggarap bisnis properti di sekitar jalan tol yang dikuasainya. Maklum, selama ini harga lahan di sekitar tol JSMR selalu naik. Tapi keuntungannya justru dinikmati pihak lain. Anak usaha properti JSMR akan mulai beroperasi di wilayah Sidoarjo, Jawa Timur. Mereka akan mengembangkan properti di sekitar proyek jalan tol JSMR, yakni ruas Surabaya-Mojokerto. Tol sepanjang 36,5 kilometer ini bisa beroperasi tahun ini.

Nilai tambah


Para analis melihat, langkah Jasa Marga masuk ke bisnis properti akan membantu pemasukan jalan tol Surabaya-Mojokerto. Boedi Gautama, analis Asia Kapitalindo Securities, melihat selama ini kinerja jalan tol sangat terbantu keberadaan fasilitas properti seperti perumahan dan pusat belanja di sekitar jalan bebas hambatan tersebut. "Lihat saja setelah Cibubur ada perumahaan, jumlah pengguna jalan tol semakin banyak," papar Boedi, kemarin.

Apalagi, JSMR bakal terlibat aktif dengan menjadi pemegang saham pada perusahaan properti. Hal ini tentu akan membuat kinerja JSMR makin melesat.

Hanya saja, perlu dicermati pula kompetensi JSMR di bisnis properti. "Jasa Marga pemain baru di bidang ini, kecuali dia berencana mengalihkan bisnisnya," ujar Analis Kreshna Graha Securindo, Aditiawarman.

Analis Bahana Securities, Pandu Anugrah, masih memandang positif rencana Jasa Marga memperluas lahan bisnisnya. Sebab, nilai properti akan semakin tinggi apabila pengembang menawarkan kemudahan akses jalan tol. "Keberadaan jalan tol harus dimanfaatkan. Jangan sampai investasi besar yang telah dikeluarkan tidak diimbangi dengan volume pengguna jalan tol," imbuhnya.

Meski demikian, sayap bisnis properti belum akan berdampak signifikan ke kinerja Jasa Marga pada tahun ini. Menurut Pandu, kinerja JSMR dipengaruhi oleh kenaikan tarif tol pada akhir 2009. "Akhir tahun lalu, kenaikan tarif tol rata-rata 18%-19%," jelasnya. Hampir semua tarif tol milik Jasa Marga naik, kecuali ruas tol Jakarta-Cikampek dan ruas tol Sediyatmo. Selain itu, menurut Pandu, kinerja JSMR akan ditopang oleh beroperasinya jalan tol Semarang-Solo.

Oleh karena itulah, dia memperkirakan, sepanjang tahun ini pendapatan JSMR akan meningkat 22% menjadi Rp 4,5 triliun. Dia masih merekomendasikan beli saham JSMR dengan target harga Rp 2.300 per saham.

Boedi juga masih melihat kinerja Jasa Marga akan tetap tumbuh selama tahun ini. Asalkan, mereka bisa merealisasikan pengoperasian sejumlah ruas tol di Jakarta Outer Ring Road (JORR) II. "Saya masih menyarankan beli JSMR dengan target Rp 2.200 per saham," ungkapnya.

Sedangkan Aditiawarman merekomendasikan tahan dengan target Rp 2.100 per saham. Kemarin (14/4), harga saham JSMR stagnan di level Rp 1.960 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test