KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas perbankan kerap kali menjadi sorotan menyongsong tahun 2024. Untuk memperkecil masalah tersebut, Bank Indonesia (BI) meningkatkan alokasi insentif kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) pada 2025 menjadi Rp 283 triliun. Hal tersebut disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) akhir pekan lalu. Di mana, BI telah menggelontorkan likuiditas makroprudensial (KLM) tahun ini senilai Rp 259 triliun. Perry mengatakan, kenaikan alokasi ini diharapkan bisa semakin banyak bank yang memanfaatkan insentif ini untuk membantu likuiditas. Secara rinci, ada 123 bank yang telah memanfaatkan insentif tersebut, di mana 49 bank mendapat insentif sebanyak 3% hingga 4% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dimiliki.
Mengukur Dampak Tambahan Insentif Likuiditas Makropudensial BI ke Perbankan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas perbankan kerap kali menjadi sorotan menyongsong tahun 2024. Untuk memperkecil masalah tersebut, Bank Indonesia (BI) meningkatkan alokasi insentif kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) pada 2025 menjadi Rp 283 triliun. Hal tersebut disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) akhir pekan lalu. Di mana, BI telah menggelontorkan likuiditas makroprudensial (KLM) tahun ini senilai Rp 259 triliun. Perry mengatakan, kenaikan alokasi ini diharapkan bisa semakin banyak bank yang memanfaatkan insentif ini untuk membantu likuiditas. Secara rinci, ada 123 bank yang telah memanfaatkan insentif tersebut, di mana 49 bank mendapat insentif sebanyak 3% hingga 4% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dimiliki.