KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sesuai perkiraan, Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga acuan demi merespons kebijakan pengetatan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Hari ini, Kamis (27/9), BI mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis poin sehingga saat ini berada di level 5,75%. Di tengah tren kenaikan suku bunga acuan, pasar saham maupun obligasi domestik masih belum tenang. Di pasar saham, sentimen eksternal masih menggoyang, sedangkan di harga obligasi di pasar sekunder berguguran seiring kenaikan suku bunga acuan. Direktur Utama Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana, tak menampik, sentimen negatif dari eksternal masih akan membuat pasar keuangan domestik volatil hingga akhir tahun. Sentimen tersebut tak jauh-jauh dari ketidakpastian perang dagang AS-China, ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang masih kencang hingga paruh pertama tahun depan, hingga kondisi kurva yield US Treasury yang tampak negatif saat ini.
Mengukur instrumen investasi strategis di tengah kenaikan suku bunga
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sesuai perkiraan, Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga acuan demi merespons kebijakan pengetatan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Hari ini, Kamis (27/9), BI mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis poin sehingga saat ini berada di level 5,75%. Di tengah tren kenaikan suku bunga acuan, pasar saham maupun obligasi domestik masih belum tenang. Di pasar saham, sentimen eksternal masih menggoyang, sedangkan di harga obligasi di pasar sekunder berguguran seiring kenaikan suku bunga acuan. Direktur Utama Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana, tak menampik, sentimen negatif dari eksternal masih akan membuat pasar keuangan domestik volatil hingga akhir tahun. Sentimen tersebut tak jauh-jauh dari ketidakpastian perang dagang AS-China, ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang masih kencang hingga paruh pertama tahun depan, hingga kondisi kurva yield US Treasury yang tampak negatif saat ini.